Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nama dan Sebutan Istri Nabi Muhammad SAW yang Jadi Panutan Kaum Muslimah
21 Maret 2023 12:10 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istri-istri Nabi Muhammad SAW memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam. Karena hal itu, sebutan istri Nabi Muhammad SAW pun diberikan kepada mereka, yakni ummahatul mukminin.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam karya Daeng Naja, para istri Nabi Muhammad banyak memberikan pengaruh dalam sistem dakwah dan politik umat Islam. Contohnya adalah saat Nabi Muhammad SAW menikahi anak ketua kabilah agar kelompok tersebut mau menerima dan menguatkan posisi di tanah Arab.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, para istri Nabi Muhammad juga banyak memberikan pengaruh. Mereka memberikan penyampaian hadits atau penjelasan mengenai amalan yang hanya dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika di dalam rumah.
Sebutan Istri Nabi Muhammad SAW
Istri-istri Nabi Muhammad SAW merupakan perempuan-perempuan yang mulia. Karena hal itu, mereka pun disematkan gelar ummahatul mukminin sebagai sebutan istri Nabi Muhammad SAW. Gelar ini diambil dari istilah bahasa Arab yang artinya 'ibu orang-orang beriman'.
ADVERTISEMENT
Penyematan nama ini juga merujuk pada firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 6. Allah berfirman: "Nabi (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka..." (Qs. Al-Ahzab: 6)
Mengutip Tafsir Al-Muyassar, melalui ayat tersebut, Allah menegaskan kemuliaan posisi istri-istri Nabi. Sehingga, Allah melarang siapa pun untuk menikahi istri-istri Nabi karena posisi mereka disamakan sebagai ibu bagi orang beriman.
Nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW
Dalam beberapa riwayat, diketahui bahwa jumlah istri Nabi Muhammad SAW adalah 11 orang. Mereka adalah perempuan-perempuan yang memiliki peran terhadap dakwah Islam.
1. Khadijah binti Khuwailid Ra
Khadijah adalah perempuan Quraisy yang terkenal dengan kemuliaannya. Meskipun hidup di zaman jahiliyah, namun Khadijah memiliki akhlak yang mulia.
ADVERTISEMENT
Ia dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW saat berusia 40 tahun. Dari pernikahan tersebut, mereka dikarunia 6 orang anak, 2 anak laki-laki, dan 4 orang anak perempuan.
Ia merupakan perempuan pertama yang beriman kepada Allah. Tidak ada sedikit pun kalimat-kalimat penolakan atau mendustakan risalah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Khadijah merupakan salah satu istri Nabi yang memiliki pengaruh besar terhadap dakwah Islam, khususya saat menghadapi masa-masa awal dakwah Islam.
Tanpa ragu ia memberikan seluruh hartanya untuk dakwah Islam. Ia juga senantiasa menyemangati dan menguatkan Rasulullah SAW di awal-awal masa berdakwah.
Khadijah meninggal di usia 65 tahun, tepat 3 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
2. Saudah binti Zam'ah Ra
Saudah binti Zam'ah merupakan perempuan Quraisy yang berasal dari Bani 'Amir. Ia adalah janda dari sahabat As-Sakran bin Amr Ra.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak ada riwayat pasti mengenai tahun kelahiran, disebutkan bahwa ia menikahi Rasulullah SAW pada usia 55 tahun setelah Khadijah wafat.
3. Aisyah binti Abu Bakar Ra
Aisyah merupakan salah satu istri Nabi yang memiliki banyak keistimewaan. Bahkan, Allah menurunkan satu ayat yang dikhususkan untuk membela kehormatan Aisyah ra.
Ummul mukminin Aisyah dilahirkan pada tahun ketujuh sebelum Rasulullah hijrah. Ia adalah seorang perempuan Quraisy, putri Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra. Sebelum menikahi Aisyah, Rasulullah SAW melihatnya 3 malam berturut-turut dalam mimpinya.
Rasulullah bersabda, "Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan menggunakan pakai sutra putih. Malaikat itu berkata, 'Ini adalah istrimu'. Lalu kusingkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, 'Seandainya mimpi ini datangkan dari Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata'." (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
4. Hafsah binti Umar bin Al-Khattab
Perempuan Quraisy yang juga dinikahi Rasulullah adalah Hafsah, putri Umar bin Khattab. Sebelum menikah dengan Rasulullah, ia merupakan istri pahlawan perang Badar bernama Kharis bin Hudzafah As-Sahmi.
Setelah Kharis wafat, Umar bin Khattab berusaha mencarikan laki-laki terbaik untuk menjadi suami putrinya. Ia mendatangi Abu Bakar dan Utsman, namun keduanya tak berjodoh.
Lalu, Rasulullah SAW datang meminang Hafsah. Saat mengetahui hal tersebut, Umar pun sangat bahagia. Selain menjadi sahabat, ia juga akan memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah SAW.
Pernikahan Hafsah dengan Nabi Muhammad SAW terjadi pada tahun ketiga Hijriah saat usianya 21 tahun. Ia hidup bersama dengan Rasulullah SAW selama 8 tahun. Saat usia Hafsah menginjak 29 tahun, Rasulullah SAW meninggal dunia. Hafsah sendiri wafat pada usia 63 tahun.
ADVERTISEMENT
5. Zainab binti Khazimah Ra
Keistimewaan Zainab adalah kemurahannya dalam berderma. Karena kemuliaan tersebut, ia diberikan gelar sebagai ibunya orang-orang miskin.
Zainab merupakan janda dari pahlawan perang Uhud bernama Abdullah bin Jahsy. Zainab menikah dengan Rasulullah pada tahun ketiga Hijriah.
Akan tetapi, kebersamaannya dengan Rasulullah SAW tidaklah berlangsung lama. Zainab wafat saat usia pernikahannya berusia 8 bulan.
6. Ummu Salamah Ra
Ummu Salamah merupakan sebutan untuk Hindun binti Umayyah. Ia adalah wanita Bani Makhzum, anak salah seorang yang paling dermawan dari kalangan Quraisy bernama Umayyah bin Al-Mughirah.
Saat menikah dengan Rasulullah SAW, Hindun merupakan seorang janda berusia 28 tahun. Ummu Salamah meninggal di usia 85 tahun saat pemerintahan Yazid bin Muawiyah.
7. Zainab binti Jahsy Ra
Zainab binti Jahsy merupakan anak dari bibi Rasulullah Saw. Zainab merupakan perempuan terhormat saudara Abdullah bin Jahsy, salah satu pahlawan Perang Uhud.
ADVERTISEMENT
Sebelum menikah dengan Rasulullah, Zainab adalah istri anak angkat Nabi bernama Zaid bin Haritsah. Pernikahan Zainab dengan Zaid tidak berlangsung lama karena perbedaan kafaah.
Hikmah pernikahan Rasulullah SAW dengan Zainab adalah meluruskan budaya yang keliru di masyarakat kala itu. Orang-orang pada saat itu beranggapan bahwa status anak angkat sama seperti anak kandung.
8. Juwairiyah binti Al-Harits Ra
Juwairiyah adalah seorang perempuan cantik dan memiliki kedudukan mulia di tengah kaumnya. Ayahnya adalah kepala kabilah Bani Musthaliq, Al-Harits bin Abi Dhirar.
Suatu hari Al-Harits bin Abi Dhirar mengumpulkan pasukan untuk menyerang Rasulullah SAW. Mendengar kabar tersebut, Rasulullah segera bertindak cepat dan bertemulah kedua pasukan di sebuah oase yang dikenal dengan Muraisi.
Peperangan tersebut dimenangkan oleh Rasulullah SAW. Al-Harits bin Abi Dhirara tewas dalam peperangan, sedangkan Juwairiyah binti Al-Harits menjadi tawanan.
ADVERTISEMENT
Juwairiyah dijatuhkan sebagai bagian dari Bani Tsabit bin Qais bin Syammas yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Akan tetapi, Juwairiyah menolak hal tersebut dan menemui Rasulullah untuk meminta memberikan tebusan atas dirinya.
Akan tetapi, Rasulullah SAW memberikan tawaran yang lebih menarik dengan menawarkan diri untuk menikahinya. Dengan gembira Juwairiyah menerima tawaran Nabi Muhammad SAW. Pernikahan keduanya berlangsung hingga 6 tahun hingga Rasulullah wafat.
9. Shafiyah binti Huyay Ra
Sebelum masuk Islam, Shafiyyah binti Huyay adalah seorang wanita Yahudi dari Bani Nadhir. Ayahnya yang bernama Huyai bin Akhtab adalah tokoh terkemuka di kalangan Yahudi dan termasuk ulama di masa itu.
Pada saat itu, terjadi peperangan antara umat Muslim dan Bani Nadhir. Peperangan tersebut dimenangkan oleh umat Muslim dan menjadikan Shafiyyah sebagai salah satu harta rampasan perang.
ADVERTISEMENT
Kemudian, para sahabat merekomendasikan kepada Rasulullah SAW untuk menikahi Shafiyyah. Tujuannya untuk menguatkan kedudukan umat Muslim atas Bani Nadhir.
Setelah Shafiyyah menerima Islam, Rasulullah SAW menikahinya pada tahun 8 Hijriah. Rumah tangga mereka berlangsung hingga 4 tahun hingga wafatnya Nabi Muhammad SAW.
10. Ummu Habibah Ra
Ummu Habibah atau Ramlah binti Abu Sufyan merupakan putri salah satu tokoh Quraisy yang bernama Abu Sufyan bin Harb. Ia dilahirkan pada tahun 25 sebelum hijrah.
Ummu Habibah bersama suaminya hijrah ke negeri Habasyah. Namun, ketika di Habasyah, suaminya pindah agama menjadi seorang Nasrani.
Ia pun dihadapkan pada kenyataan yang pahit, apakah harus mengikuti agama suaminya atau kembali kepada ayahnya yang saat itu juga masih kafir. Hingga kemudian, datanglah kabar gembira bahwa Rasulullah SAW ingin meminangnya.
ADVERTISEMENT
Pernikahan Ummu Habibah dengan Rasulullah SAW hanya berlangsung selama 4 tahun. Hubungan keduanya berakhir setelah Nabi wafat. Ummu Habibah sendiri wafat di usia 44 tahun.
11. Maimunah binti Al-Harits Ra
Maimunah binti Al-Harits adalah saudari Ummu Al-Fadhl, istri paman Nabi Muhammad. Beliau merupakan perempuan terakhir yang nikahi Nabi Muhammad.
Hikmah pernikahan Nabi Muhammad dengan Maimunah adalah menundukkan hati Bani Hilal untuk menerima Islam. Maimunah merupakan perempuan terpandang yang berasal dari Bani Hilal. Maimunah meninggal dunia pada usia 81 tahun.
(PHR)