Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Nama-Nama Ashabul Kahfi dan Kisah Pemuda Beriman yang Tertidur Selama 309 Tahun
27 Oktober 2022 12:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap ayat dalam Al-Quran berisi petunjuk bagi umat Islam dan kisah-kisah yang mengandung hikmah besar. Di antaranya adalah kisah penghuni gua Ashabul Kahfi yang dinarasikan dalam surat Al-Kahfi ayat 9-26.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs web NU Online, dalam sejarah Islam, Ashabul Kahfi merupakan sekelompok pemuda beriman yang tertidur dalam gua selama 309 tahun. Peristiwa ini terjadi sebelum zaman Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari buku Teka teki Surat Al Kahfi susunan Abu Lukman Fathurrahman, sekelompok pemuda tersebut hidup pada masa Raja Persia bernama Diqyanus. Ia merupakan raja yang dzalim dan seorang penyembah berhala.
Lantas, siapa saja nama-nama Ashabul Kahfi dan kisah awal mereka dapat tertidur dalam gua selama 309 tahun? Simak kisah lengkapnya melalui ulasan berikut ini seperti yang dihimpun dari buku Kisah-kisah dalam Surah Al-Kahf tulisan Angga Mulyana.
Nama-Nama Ashabul Kahfi dan Kisahnya
Sebuah negeri bernama Afasus dipimpin oleh seorang raja yang sangat dzalim bernama Diqyanus. Ia memaksa seluruh rakyatnya untuk mengikuti perintahnya menyembah berhala. Rakyat tidak ada yang bisa menolak, sebab jika ada yang menentangnya, Raja Diqyanus akan membunuh mereka.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, raja mendengar bahwa terdapat tujuh pemuda beriman yang menolak untuk menyembah berhala. Nama tujuh pemuda tersebut adalah Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus, dan Thamlika.
Raja pun sangat marah ketika mendengar hal tersebut. Ia langsung memerintahkan tujuh pemuda tersebut untuk mengikuti kepercayaannya. Namun, Ashabul Kahfi menolak perintah raja. Ketika ditanya alasannya, para pemuda tersebut mengaku hanya ingin beribadah kepada Allah SWT.
Melarikan Diri dan Bersembunyi di Gua
Pemuda tersebut memiliki pendirian yang teguh, hingga akhirnya mereka memutuskan melarikan diri untuk menjauhi Raja Diqyanus dan seluruh kaumnya.
Pada akhirnya, mereka menemui gua yang terletak di gunung Tikhayus yang lokasinya berada sekitar 8 kilometer dari Amman, Yordania.
Di dalam gua, tujuh pemuda tersebut bisa beribadah kepada Allah SWT dengan bebas dan leluasa. Mereka selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari kejaran para tentara raja Diqyanus.
ADVERTISEMENT
Atas izin Allah SWT, para pemuda tersebut ditutup pendengaran dan penglihatannya sehingga mereka tertidur untuk waktu yang lama, diperkirakan selama 309 tahun. Kisah ini tertuang dalam surat Al-Kahf ayat 10-11 berikut ini.
إذ أوى الفنية إلى الكهف فقالوا ربنا اتنا من لدنك رحمة وهيئ لنا من أمرنا رشدا ( ۱۰ ) فضربنا على أذانهم في الكهف سنين عددا (11) ه الكهف: 10-11)
Artinya: “(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami". Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun”.
Dibangunkan dari Tidur Panjang
Berjalannya waktu, negeri Afasus juga mengalami pergantian raja dan kini dipimpin oleh raja yang saleh dan beriman kepada Allah SWT bernama Raja Abdurrahman. Kemudian, Allah SWT pun membangunkan para penghuni gua ketika kota telah aman.
ADVERTISEMENT
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)’. Mereka menjawab: ‘Kita berada (disini) sehari atau setengah hari’. Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.” (QS al-Kahfi:19).
Kisah mereka akhirnya didengar oleh raja Abdurrahman. Saat bertemu, sang raja langsung memeluk para pemuda, lalu bersujud kepada Allah SWT dan menangis terharu karena tidak kuasa menyaksikan keagungan-Nya yang telah dilihatnya. Begitu pun dengan para pemuda tersebut. Mereka tidak henti-hentinya memuji kebesaran Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Para pemuda Ashabul Kahfi khawatir orang-orang akan terlalu mengagung-agungkan mereka sehingga lupa kepada Allah SWT. Akhirnya, para pemuda itu berdoa agar Allah SWT segera mencabut nyawa mereka.
Allah SWT pun mengabulkan doa itu dan mencabut ruh mereka. Para pemuda itu pun akhirnya wafat. Untuk mengenang dan menghormati para pemuda tersebut, sang Raja memerintahkan agar membangun sebuah tempat ibadah di depan gua itu.
(ANS)