Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perbedaan Anekdot dan Humor Ditinjau dari Isi, Strutur Teks, Serta Kebahasaan
11 Januari 2022 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teks lucu terbagi menjadi dua jenis, yaitu anekdot dan humor. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan yang bisa dilihat dari berbagai aspek.
ADVERTISEMENT
Persamaan anekdot dan humor adalah sama-sama teks yang berisi hiburan bagi pembacanya. Lalu, bagaimana dengan perbedaan anekdot dan humor?
Perbedaan Anekdot dan Humor
Pengertian
Dikutip dari buku Cermat Berbahasa Indonesia oleh Sutarno, berdasarkan pengertiannya, humor merupakan teks lucu yang bersifat menghibur dan tidak berisi pesan-pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada pembacanya.
Sedangkan anekdot adalah teks yang berisi cerita lucu yang di dalamnya mengandung pesan berupa kritik dan sindiran sosial terhadap suatu fenomena sosial.
Dengan demikian, perbedaan anekdot dan humor bisa dilihat dari isinya. Teks anekdot akan berisi hiburan yang mengandung kritikan, sedangkan teks humor hanya akan berisi hiburan.
Struktur Teks
Humor tidak memiliki aturan yang mengikat. Bentuknya bisa beraneka ragam, seperti cerita, kalimat, maupun ilustrasi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan anekdot memiliki struktur teks yang membangun teks itu sendiri. Dikutip dari buku Teks Anekdot oleh Millah Af’idah dan Silvia Sri Asmarani, struktur teks anekdot adalah sebagai berikut:
Kebahasaan
Dikutip dari buku Berbahasa Produktif oleh Linda Eka Pradipta dan Rani Jayanti, karakteristik bahasa dalam cerita humor adalah menggunakan bahasa yang komunikatif dan sifatnya hanya menghibur. Sedangkan pada cerita anekdot terdapat karakteristik kebahasaan yang harus dipatuhi. Berikut ciri-ciri kebahasaan anekdot:
ADVERTISEMENT
Dalam pola penyajian dialog, teks anekdot menggunakan kalimat langsung. Sedangkan pada pola penyajian narasi, teks anekdot menggunakan kalimat tidak langsung.
Kalimat retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Kalimat ini digunakan untuk menegaskan suatu maksud.
Kalimat sindiran berisi sindiran untuk seseorang atau kelompok yang terdiri dari tiga jenis, yaitu sinisme (sindiran halus), ironis (sindiran sedang), dan sarkasme (sindiran kasar). Berikut contoh kalimat sindiran:
- Sinisme: Kamu tampak pintar sekali.
- Ironi: Kau tampak pintar sekali sampai nilaimu sangat kurang.
- Sarkasme: Kau bodoh sekali sampai nilaimu hancur.
Konjungsi temporal adalah konjungsi yang menunjukkan waktu. Contohnya adalah setelah, lalu, kemudian, ketika, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kata kerja aksi adalah kata kerja yang bersifat aktif melakukan sebuah pekerjaan atau kegiatan. Contohnya adalah menyapu dan berlari.
Kalimat imperatif adalah jenis kalimat perintah yang biasanya diikuti dengan tanda seru. Jika tidak menggunakan tanda seru, kalimat imperatif harus berisi kalimat langsung dan menggunakan kata kerja aksi. Contohnya, “bukalah pintu itu!” kata ibu.
Kalimat seru sedikit memiliki kesamaan dengan kalimat perintah. Bedanya, jika kalimat perintah pasti ada kata kerja aksi dan bersifat langsung, sedangkan kalimat seru tidak perlu menggunakan kata kerja aksi dan tidak harus bersifat langsung. Contohnya, “kamu luar biasa.”
(IPT)