Perbedaan Norma Kesusilaan dan Norma Kesopanan dalam Kehidupan Bermasyarakat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
7 Desember 2022 13:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehidupan bermasyarakat. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehidupan bermasyarakat. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesusilaan dan kesopanan adalah bagian dari macam-macam norma yang berlaku di masyarakat. Meski sama-sama mengikat setiap individu, ada perbedaan norma kesusilaan dan norma kesopanan yang penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Kewarganegaraan karya Emy Yunita Rahma Pratiwi, norma adalah pedoman perilaku yang dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Norma juga dapat diartikan sebagai peraturan sosial yang sifatnya memaksa, sehingga seluruh anggota masyarakat harus tunduk pada norma-norma yang berlaku. Jika norma tersebut dilanggar, akan ada sanksi sosial yang harus diterima.
Norma sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma kebiasaan dan norma hukum. Dalam artikel kali ini, akan dibahas mengenai perbedaan norma kesusilaan dan kesopanan.

Pengertian Norma Kesusilaan

Ilustrasi norma kesusilaan. Foto: Pexels
Dirangkum dari buku Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara karya Aa Nurdiaman, norma kesusilaan adalah peraturan yang berasal dari hati nurani manusia dan diyakini sebagai pedoman dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Norma kesusilaan berisi tentang aturan mengenai apa perbuatan yang baik dan apa perbuatan buruk yang seharusnya tidak dilakukan. Karena bersifat individual, bentuk sanksi terhadap pelanggaran kesusilaan adalah rasa penyesalan, malu, atau kegelisahan.
Sanksi ini juga bersifat subjektif dan hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang bermoral. Bagi seseorang yang tidak memiliki hati nurani, pelanggaran kesusilaan tidak akan menimbulkan penyesalan dalam dirinya. Beberapa contoh norma kesusilaan antara lain:
1. Tidak berbohong dan selalu berkata jujur.
2. Tidak mencuri hak atau sesuatu milik orang lain.
3. Berbuat baik terhadap sesama manusia.
4. Tidak membunuh atau menyakiti orang lain.
5. Berani meminta maaf setelah berbuat kesalahan.
6. Berlaku adil dan menjunjung kebenaran.

Pengertian Norma Kesopanan

Ilustrasi norma kesopanan. Foto: Pexels
Menurut Aim Abdulkarim dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yang Demokratis, norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan sekelompok manusia.
ADVERTISEMENT
Norma kesopanan dianggap sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku setiap individu terhadap individu lain di sekitarnya. Wujud norma kesopanan tercermin dari etika dan sopan santun dalam pergaulan.
Norma kesopanan disebut juga sebagai norma yang berasal dari kebiasaan masyarakat, sehingga sanksi atas pelanggarannya diciptakan oleh masyarakat.
Orang yang melanggar norma kesopanan biasanya akan mendapat cemoohan, gunjingan, hingga dikucilkan dari masyarakat. Beberapa contoh norma kesopanan antara lain:
1. Menyapa atau mengucap salam ketika bertemu orang yang dikenal.
2. Berpakaian sopan, rapi, dan pantas.
3. Bertutur kata sopan.
4. Tidak berbicara kasar atau mengumpat.
5. Tidak ragu mengucapkan maaf, permisi, tolong, dan terima kasih.
6. Tidak menyela pembicaraan orang lain.
ADVERTISEMENT

Perbedaan Norma Kesusilaan dan Norma Kesopanan

Ilustrasi perbedaan norma kesusilaan dan norma kesopanan. Foto: Pixabay
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua perbedaan norma kesusilaan dan norma kesopanan yang cukup signifikan, yaitu sumber dan sanksi pelanggarannya.
Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani, sehingga baik atau buruknya ditentukan oleh manusia itu sendiri. Sanksi atas pelanggaran terhadap norma kesusilaan juga bersifat subjektif. Jika seseorang tidak memiliki hati nurani, ia tidak merasa mendapatkan sanksi atas perbuatannya.
Sementara itu, norma kesopanan bersumber dari kebiasaan dalam masyarakat. Sanksi atas pelanggaran norma kesopanan juga diciptakan oleh masyarakat, sehingga dampaknya lebih terasa bagi orang yang melakukannya.
(AAA)