Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Petunjuk Penyusunan Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3
16 Juli 2024 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3 adalah bagian penting dari pelatihan calon guru penggerak (CGP) untuk mengembangkan kompetensi coaching dari setiap peserta. Pada bagian ini, CGP akan diminta untuk mempraktikkan secara langsung teknik coaching yang telah diajarkan.
ADVERTISEMENT
Modul 2.3 merupakan modul pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan coaching dalam supervisi akademik bagi CGP. Teknik coaching merupakan pendekatan yang digunakan untuk membantu seseorang mencapai kemampuan maksimalnya dan mengatasi masalah yang dihadapi.
Petunjuk Penyusunan Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3
Pada bagian "Demonstrasi Kontekstual" dalam modul ini, CGP akan diminta untuk memainkan peran agar dapat menerapkan teknik coaching dengan benar. Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3 dikumpulkan berupa video yang memperlihatkan proses coaching dari setiap peserta.
Dirangkum dari modul Coaching untuk Supervisi Akademik karya Monika Irayati, dkk., berikut petunjuk penyusunan tugas modul Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan contoh tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3 karya Hadisa yang dikutip pada laman Merdeka Mengajar, CGP perlu menggambarkan proses coaching menggunakan metode TIRTA dalam tugas ini.
Model TIRTA adalah model coaching yang terdiri dari empat tahapan utama, yakni Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab. Berikut penjelasan masing-masing tahapannya:
1. Tujuan
Coaching dengan metode Tirta dimulai dengan menetapkan tujuan yang jelas. Pada tahap ini, coach dan coachee bersama-sama menentukan tujuan dari sesi coaching. Hal-hal yang bisa ditanyakan meliputi rencana pertemuan, tujuan pertemuan, dan cara mengukur keberhasilan dari sesi coaching tersebut.
2. Identifikasi
Pada tahap ini, coach dan coachee bersama-sama memetakan situasi atau masalah yang sedang dihadapi. Coachee akan mengungkapkan kekuatan dan kelemahannya, serta mencari solusi untuk masalahnya. Melalui identifikasi yang tepat, coach dapat membantu menemukan langkah-langkah efektif untuk mencapai tujuan.
ADVERTISEMENT
3. Rencana Aksi
Setelah mengidentifikasi masalah, coachee menyusun rencana aksi yang konkret. Rencana ini berisi strategi dan kegiatan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Rencana aksi harus spesifik, terukur, realistis, relevan, dan memiliki batas waktu atau deadline.
4. Tanggung Jawab
Pada tahap terakhir, coachee membuat komitmen untuk melaksanakan rencana aksi dan mencapai hasil yang diinginkan. Ia bertanggung jawab untuk menindaklanjuti rencana dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Hasil dari tahap ini menjadi acuan untuk langkah-langkah berikutnya dalam proses coaching.
Dengan metode TIRTA, proses coaching yang akan dilaksanakan menjadi lebih terarah dan fokus, sehingga coachee dapat mengembangkan diri dan menyelesaikan masalah dengan lebih efektif.
(SAI)
Live Update