Konten dari Pengguna

Pneumonia Bilateral: Pengertian, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 April 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pneumonia bilateral adalah. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pneumonia bilateral adalah. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Pneumonia bilateral adalah jenis infeksi serius yang dapat menyerang kedua sisi paru-paru secara bersamaan. Infeksi ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi pernapasan hingga membuat pertukaran oksigen dalam tubuh berjalan lambat.
ADVERTISEMENT
Pneumonia bilateral lebih berbahaya dibandingkan pneumonia unilateral yang hanya mengenai satu sisi paru-paru. Apabila tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi serius dan membahayakan jiwa.
Artikel berikut akan membahas lebih detail tentang apa itu penumonia bilateral, gejala, penyebab, dan cara mencegahnya. Yuk, simak informasi lengkapnya di sini!

Sekilas tentang Pneumonia Bilateral

Ilustrasi pneumonia bilateral adalah. Foto: Pixabay
Dikutip dari situs WebMD, pneumonia bilateral termasuk jenis infeksi paru yang serius. Sebab, jenis pneumonia ini menyerang kedua sisi paru-paru sekaligus, baik kanan maupun kiri.
Kondisi ini terjadi ketika jaringan paru-paru meradang akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Peradangan tersebut memicu penumpukan cairan di kantung udara atau alveoli.
Berdasarkan situs Mayo Clinic, penumpukan cairan dapat mengganggu proses pertukaran oksigen dalam paru-paru. Akibatnya, penderita mengalami kesulitan bernapas secara normal.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari gejala yang ditimbulkan, pneumonia bilateral dinilai lebih serius dibandingkan pneumonia unilateral yang hanya menyerang satu sisi paru-paru. Sebab ketika pneumonia unilateral menyerang satu bagian paru-paru, paru-paru yang sehat masih bisa membantu proses pernapasan secara keseluruhan.
Sebaliknya, pada pneumonia bilateral, kedua paru-paru justru terinfeksi secara menyeluruh. Kondisi ini dapat membuat tubuh kehilangan cadangan paru-paru yang sehat untuk membantu bernapas. Sehingga, pasien menjadi lebih rentan mengalami kegagalan pernapasan dan komplikasi serius lainnya.

Gejala Pneumonia Bilateral

Ilustrasi pneumonia bilateral. Foto: CDC/Unsplash
Gejala pneumonia bilateral sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pneumonia unilateral. Dihimpun dari situs Verywell Health, berikut beberapa gejala yang dapat dialami penderitanya:

1. Batuk Berdahak

Batuk disertai dahak berwarna kuning atau hijau bisa menjadi tanda terjadi infeksi pada paru-paru. Warna dahak ini menunjukkan respons tubuh terhadap peradangan akibat pneumonia.
ADVERTISEMENT

2. Demam

Penderita pneumonia biasanya mengalami kenaikan suhu tubuh yang signifikan. Demam sering kali datang disertai rasa menggigil di seluruh tubuh.

3. Bibir dan Kuku Berwarna Biru atau Ungu

Bibir dan kuku penderita pneumonia bilateral umumnya berwarna biru atau ungu. Perubahan warna ini menandakan kadar oksigen dalam tubuh yang menurun.

4. Kebingungan

Pada penderita berusia di atas 65 tahun, pneumonia bisa memicu kebingungan (linglung) atau penurunan kesadaran.

5. Napas Cepat atau Tidak Teratur

Penderita pneumonia sering terlihat bernapas lebih cepat atau tidak beraturan. Ini terjadi karena tubuh berusaha mendapatkan lebih banyak oksigen.

6. Kelelahan Ekstrem

Penderita pneumonia cenderung merasa lemas dan cepat lelah. Kelelahan ini bisa terjadi usai penderita mengerjakan aktivitas yang ringan. Hal ini disebabkan oleh terganggunya suplai oksigen ke seluruh tubuh.

7. Denyut Nadi Meningkat

Penderita pneumonia biasanya mengalami peningkatan denyut nadi. Angkanya jauh lebih tinggi dibandingkan orang yang sehat.
ADVERTISEMENT

8. Nyeri Dada

Penderita pneumonia dapat merasakan nyeri dada yang tajam atau menusuk, terutama ketika mengambil nafas dalam atau batuk. Jika ada orang di sekitar yang mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Sebab, penyakit pneumonia bilateral memerlukan penanganan yang cepat. Ini dilakukan guna mencegah komplikasi serius yang bisa membahayakan nyawa penderita.

Penyebab Pneumonia Bilateral

Ilustrasi pneumonia bilateral. Foto: Aakash Dhage/Unsplash
Penyebab paling umum pneumonia bilateral adalah infeksi bakteri dan virus yang terhirup dari udara. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa penyebab utama pneumonia bilateral yang dihimpun dari situs Mayo Clinic:

1. Bakteri

Bakteri Streptococcus pneumoniae adalah salah satu penyebab utama pneumonia bilateral. Infeksi ini bisa terjadi secara langsung atau setelah seseorang terkena flu.

2. Organisme Mirip Bakteri

Organisme mirip bakteri, Mycoplasma pneumoniae, juga dapat menyebabkan pneumonia bilateral. Infeksi paru-paru dari organisme tersebut cenderung menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan jenis pneumonia lainnya.
ADVERTISEMENT

3. Jamur

Penyebab selanjutnya adalah karena adanya jamur yang menyerang paru-paru. Jenis pneumonia ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jamur penyebab pneumonia biasanya ditemukan di tanah atau kotoran burung. Jenisnya pun bisa bervariasi tergantung pada lokasi geografis penderita.

4. Virus

Beberapa virus yang biasa menyebabkan pilek dan flu juga dapat menyebabkan pneumonia bilateral. Virus ini lebih cepat menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Pneumonia yang disebabkan oleh virus umumnya memiliki gejala lebih ringan. Namun, dalam beberapa kasus, infeksi dapat berkembang menjadi sangat serius. Contohnya adalah virus COVID-19 yang dapat menyebabkan pneumonia dengan tingkat keparahan tinggi.

Faktor Risiko Pneumonia Bilateral

Ilustrasi pneumonia bilateral. Foto: engin akyurt/Unsplash
Pneumonia bilateral dapat menyerang siapa saja. Namun anak-anak di bawah usia 2 tahun dan orang berusia 65 tahun ke atas lebih rentan mengalaminya. Selain itu, menurut situs Mayo Clinic, terdapat beberapa faktor risiko lain, di antaranya:
ADVERTISEMENT

1. Pasien yang Dirawat di Rumah Sakit

Pasien yang sedang dirawat di rumah sakit memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia bilateral, terutama yang ditempatkan di unit perawatan intensif (ICU). Pasien dengan alat bantu pernapasan juga berisiko terkena jenis infeksi ini.

2. Penderita Penyakit Kronis

Orang yang sudah memiliki penyakit kronis juga lebih berisiko terkena pneumonia bilateral, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau penyakit jantung.

3. Perokok

Merokok dapat merusak pertahanan alami tubuh terhadap bakteri dan virus penyebab pneumonia. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru lebih tinggi.

4. Orang dengan Kekebalan Tubuh yang Lemah

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih mudah terinfeksi pneumonia bilateral, seperti penderita HIV/AIDS, mereka yang telah menjalani transplantasi organ, atau yang menerima kemoterapi.

Pengobatan Pneumonia Bilateral

Ilustrasi pneumonia bilateral. Foto: engin akyurt/Unsplash
Pengobatan pneumonia bilateral bisa dimulai dengan mencari tahu penyebab infeksinya terlebih dahulu. Menurut Verywell Health, dokter bisa menentukan apakah pneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui penyebabnya, dokter akan menilai tingkat keparahan dan menentukan jenis pengobatan yang tepat. Khusus pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan utamanya bisa berupa antibiotik, seperti amoksilin atau azitromisin.
Namun, untuk pneumonia yang disebabkan oleh virus, pengobatan lebih fokus untuk meredakan gejalanya. Dokter akan merekomendasikan pasien beristirahat lebih banyak dan menjaga tubuh tetap terhidrasi. Dalam beberapa kasus, penderita mungkin memerlukan oksigen tambahan untuk membantu pernapasan.
Pada kasus yang lebih parah, dokter akan menyarankan rawat inap di rumah sakit. Terkadang, dokter akan melakukan prosedur penyedotan cairan dari paru-paru untuk mengurangi penumpukan cairan yang mengganggu pernapasan.

Perawatan Diri untuk Pneumonia Bilateral

Ilustrasi pneumonia bilateral. Foto: engin akyurt/Unsplash
Selain pengobatan medis, perawatan diri juga berperan penting dalam proses pemulihan pneumonia bilateral. Dikutip dari situs Verywell Health, berikut beberapa perawatan diri yang bisa Anda lakukan:
ADVERTISEMENT

1. Tetap Terhidrasi

Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting untuk mempercepat pemulihan pneumonia. Selain air putih, Anda juga bisa mengonsumsi teh peppermint untuk membantu memecah lendir, mengurangi peradangan, serta meredakan sakit tenggorokan.

2. Menggunakan Humidifier

Menggunakan humidifier di dalam ruangan dapat membantu menjaga saluran pernapasan tetap lembap. Dengan begitu, Anda bisa bernapas lebih mudah. Selain itu, humidifier juga membantu menjaga kulit Anda tetap terhidrasi.

3. Istirahat yang Cukup

Penderita pneumonia disarankan untuk istirahat secara penuh. Bukan sekadar tidur, istirahat juga bisa dilakukan dengan mengurangi aktivitas harian yang berat.

Cara Mencegah Pneumonia Bilateral

Ilustrasi cara mencegah pneumonia bilateral. Foto: engin akyurt/Unsplash
Berdasarkan informasi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pneumonia bilateral merupakan penyakit yang serius dan tidak boleh disepelekan. Itu mengapa, penting untuk mengetahui langkah-langkah pencegahannya agar risiko dapat diminimalkan.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa cara untuk membantu mencegah pneumonia, dikutip dari situs Mayo Clinic:

1. Vaksin

Vaksinasi bisa menjadi langkah pencegahan utama terhadapinfeksi pneumonia dan flu. Untuk mendapatkannya, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Sebab, jenis vaksin pneumonia yang direkomendasikan dapat berbeda tergantung usia dan kondisi kesehatan seseorang.

2. Jaga Kebersihan

Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar dapat membantu melindungi diri dari infeksi pernapasan penyebab pneumonia. Biasakan mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir. Jika tidak tersedia air, maka Anda bisa membersihkannya menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.

3. Tidak Merokok

Merokok dapat merusak pertahanan alami paru-paru terhadap infeksi, sehingga mampu meningkatkan risiko terkena pneumonia. Untuk itu, berhenti merokok atau hindari paparan asap rokok demi mencegah penyakit ini.
ADVERTISEMENT

4. Jaga Sistem Kekebalan Tubuh

Menjaga sistem kekebalan tubuh sangat penting untuk mencegah pneumonia. Ini bisa dilakukan dengan cara tidur yang cukup, rutin berolahraga, serta mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
(NSF)