Profil Jeremy Teti yang Tengah Berjuang Melawan Sakit

Penampilan baru Jeremy (Teti Foto : Instagram @tetijeremy)

Kabar menyedihkan datang dari Jeremy Teti, presenter dan mantan news anchor. Pria berusia 52 tahun tersebut tengah berjuang melawan penyakit yang dideritanya, yakni penyakit jantung dan ginjal.

Pada 2018, Jeremy mengungkap penyakit jantung yang diidapnya. Kala itu, dirinya sempat mengalami serangan jantung ketika bermain tenis. Insiden tersebut membuat jantung Jeremy dipasangi 3 ring.

Saat ini, Jeremy kembali dihadapkan dengan penyakit baru. Dalam satu tahun, dirinya sudah dua kali terkena penyakit batu ginjal, tepatnya pada Januari dan Juni. Karena hal tersebut, Jeremy harus melakukan radiasi laser sebanyak lima kali.

Jeremy Teti sendiri merupakan seorang pembawa berita, presenter sekaligus artis. Dirinya mulai dikenal ketika menjadi pembawa berita di Liputan 6 SCTV bersama Ira Koesno. Sosoknya identik dengan gaya bicara dan salam penutup yang khas.

Jeremy Teti (Foto: Yurika Kencana/kumparan)

Gaya bicara Jeremy menarik perhatian seorang komposer Indonesia, Eka Gustiwana. Ia membuat video remake Jeremy Teti yang bertajuk “Jeremy Teti Nyanyi – BBM CAMPURAN (Speech Composing by @EkaGustiwana)".

Video tersebut mampu menghibur warganet, nama Jeremy pun semakin melambung. Tak hanya itu, pria kelahiran Atambua tersebut juga mulai diundang ke acara talkshow di berbagai stasiun televisi.

Pada 2013, Jeremy hengkang dari SCTV dan berkarier di dunia hiburan. Dirinya aktif bekerja sebagai presenter talkshow dan variety show.

Pada 2014, kerja keras Jeremy membuahkan hasil. Dirinya berhasil membawa pulang piala Panasonic Globel Awards 2014 dengan kategori Presenter Berita dan Talkshow Berita.

Saat ini, ia justru sedang berjuang melawan penyakit jantung dan ginjal yang diidapnya. Jeremy telah memasang 3 ring pada jantungnya dan melakukan radiasi untuk batu ginjal. Tak hanya itu, Jeremy juga berusaha untuk menjaga pola makan agar asam uratnya tidak naik.

Tak hanya berobat dan menjaga pola makan, kini Jeremy juga harus selektif dalam berkarier. Dirinya harus menghindari pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik.

(GTT)