Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Puisi Lama: Pengertian, Macam-macam, Ciri-ciri, dan Contohnya
3 Juni 2021 12:12 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Desember 2022 17:17 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Biasanya, puisi modern ditulis dengan gaya yang lebih bebas. Sementara itu, puisi lama terikat dengan aturan tertentu, salah satunya jumlah baris. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Top Fokus Ulangan & Ujian SMP (2020) tulisan Tim Maestro Eduka.
Bagi Anda yang ini mempelajari lebih lanjut mengenai puisi lama, langsung saja simak uraian di bawah ini.
Pengertian Puisi Lama
Berdasarkan informasi dari buku Sukses UN SD 2009 (Matematika, Bhs. Indonesia, IPA), puisi menjadi ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rama, dan penyusunan larik serta bait. Umumnya, bahasa yang dimuat dalam puisi cenderung padat.
Lalu seperti disebutkan sebelumnya, puisi lama adalah jenis puisi yang terikat dengan berbagai aturan, di antaranya pola irama, sajak, dan jumlah baris. Ragam sastra ini sudah dibuat sebelum masa pujangga baru.
ADVERTISEMENT
Puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan. Aturan inilah yang membedakannya dengan puisi modern. Biasanya, puisi lama ditulis dengan bahasa Melayu dan identitas penulisnya tidak diketahui (anonim).
Ciri-ciri Puisi Lama
Seperti karya sastra lainnya, puisi lama juga dapat dikenali dengan beberapa ciri. Berikut ciri-ciri puisi lama seperti dijelaskan dalam buku Fresh Update Mega Bank Soal Bahasa Indonesia SMP kelas 1, 2, & 3 oleh Tim Guru Eduka (2015):
ADVERTISEMENT
Macam-macam Puisi Lama
Mengutip buku Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia oleh Kastam Syamsi dan Anwar Efendi (2010), ada berbagai macam puisi lama yang sering dijumpai, yakni:
1. Pantun
Contoh:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu sebelum lagi sembuh
2. Syair
ADVERTISEMENT
Contoh:
Dengarlah adik, abang berpesan
Jangan adik menurut perasaan
Pilih pasangan hendak fikirkan
Baik buruk harap bedakan
3. Gurindam
Gurindam diartikan sebagai ragam sastra Indonesia (lama) yang berisi dua baris yang mengandung petuah atau nasihat. Umumnya, baris pertama gurindam berisi semacam soal, masalah, atau perjanjian. Sedangkan baris kedua adalah jawaban atau akibat dari masalah pada baris pertama.
Contoh:
Baik-baik memiliki kawan
Salah-salah bisa menjadi lawan
4. Talibun
Mengutip buku Pantun dan Puisi Lama Melayu terbitan Khitah Publishing, talibun merupakan jenis puisi bebas, di mana persajakan di dalamnya tidak sama teraturnya dengan puisi lama lainnya. Pola persajakan talibun tidak tetap, bergantung pada jumlah larik setiap bait.
ADVERTISEMENT
Talibun ditulis menggunakan bahasa yang berulang. Pengulangan ini biasanya di awal larik dan letaknya cukup bervariasi, bisa jadi pengulangan di lirik awal, tengah, maupun larik akhir, baik di bagian sampiran maupun isi.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan,
yu beli belanak pun beli,
ikan panjang beli dahulu.
Kalau anak pergi berjalan,
ibu cari sanak pun cari,
induk semang cari dahulu.
Baca Juga: Struktur Syair dan Jenis-jenisnya
(ADS)