Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Quarter Life Crisis: Pengertian, Tanda, dan Faktor Pemicunya
1 November 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Quarter life crisis adalah istilah yang belakangan ini populer di berbagai kalangan, khususnya generasi muda. Meski begitu, banyak yang belum memahami sepenuhnya apa arti quarter life crisis.
ADVERTISEMENT
Secara harfiah, quarter life crisis berarti krisis seperempat abad, maksudnya adalah krisis yang dialami seseorang di usia peralihan menuju dewasaan. Pada tahap ini, orang kerap mulai mempertanyakan tujuan hidup mereka.
Quarter life crisis bisa dipicu oleh berbagai faktor. Apa saja? Untuk memahami lebih jauh mengenai quarter life crisis, simak informasi di bawah ini.
Apa Itu Quarter Life Crisis?
Dalam buku Panduan Menghadapi Quarter-Life Crisis oleh Larassati dijelaskan bahwa quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah fase yang sering dialami individu berusia antara 20 hingga 30 tahun ketika mulai memasuki masa dewasa. Pada fase ini, individu biasanya dihadapkan pada perasaan cemas, bingung, bahkan frustasi mengenai arah hidup dan masa depan.
ADVERTISEMENT
Quarter life crisis sering muncul karena tantangan hidup yang tiba-tiba harus dihadapi, seperti masalah pekerjaan, keuangan, hubungan, hingga keinginan untuk memahami identitas diri secara lebih mendalam.
Tanda-Tanda Quarter Life Crisis
Quarter life crisis sering muncul ketika seseorang mulai menghadapi masalah “orang dewasa ” untuk pertama kalinya dalam hidup mereka. Tanda-tanda quarter life crisis dapat bervariasi pada tiap orang, namun ada beberapa gejala umum yang sering muncul, yaitu:
ADVERTISEMENT
Faktor Pemicu Quarter Life Crisis
Mengutip buku Berdamai dengan Quarter Life Crisis karya Jewellius Kistomi M, quarter life crisis umumnya dipicu oleh berbagai faktor yang terkait dengan tuntutan hidup dan ekspektasi sosial. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini, di antaranya:
1. Masalah Pekerjaan atau Finansial
Tekanan untuk memiliki pekerjaan yang stabil dan memenuhi kebutuhan finansial sering menjadi tantangan besar pada usia ini. Selain itu, ketidakpastian dalam karier bisa membuat seseorang merasa cemas dan tidak aman.
2. Perencanaan Karier dan Masa Depan
Pada fase ini, banyak orang mulai merencanakan masa depan dengan serius, baik dari segi karier maupun keuangan. Proses perencanaan ini sering menimbulkan perasaan cemas karena keputusan yang diambil akan berdampak jangka panjang.
ADVERTISEMENT
3. Kehidupan Mandiri
Memulai hidup mandiri atau tinggal jauh dari keluarga dapat menimbulkan rasa cemas dan ketakutan akan tanggung jawab baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
4. Hubungan Serius atau Putus Cinta
Bagi yang baru pertama kali menjalin hubungan serius, quarter life crisis bisa dipicu oleh tantangan dan ekspektasi dalam hubungan tersebut. Sebaliknya, putus dari hubungan serius setelah sekian lama juga bisa memicu perasaan hampa dan kehilangan.
5. Tekanan dari Perbandingan dengan Teman Sebaya
Melihat teman sebaya mencapai kesuksesan lebih dulu juga dapat membuat seseorang merasa tertinggal, yang akhirnya memicu perasaan tidak percaya diri dan putus asa.
6. Keputusan Penting dalam Hidup
Pada usia ini, banyak keputusan penting yang harus diambil, baik secara pribadi maupun profesional. Keputusan tersebut sering kali terasa sangat berat karena dampaknya akan memengaruhi masa depan.
(SAI)