Konten dari Pengguna

Qunutan Ramadhan 2025 Tanggal Berapa? Catat Tanggalnya!

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
14 Maret 2025 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi qunutan Ramadhan. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi qunutan Ramadhan. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Tak terasa puasa Ramadhan 2025 sudah memasuki pertengahan bulan. Bagi masyarakat beberapa daerah di Indonesia, periode ini biasanya diisi dengan sebuah tradisi yang disebut sebagai qunutan.
ADVERTISEMENT
Qunutan atau ngupat adalah tradisi yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Ramadhan, tepatnya pada malam ke-15. Dalam tradisi ini, masyarakat biasanya membuat ketupat untuk kemudian dibawa ke masjid menjelang waktu magrib.
Tradisi ini melambangkan bentuk rasa syukur umat Islam atas pencapaian menjalani puasa Ramadhan selama setengah bulan. Lalu, tanggal berapa qunutan Ramadhan 2025 dilaksanakan? Berikut informasi selengkapnya.

Jadwal Qunutan Ramadhan 2025

Ilustrasi qunutan Ramadhan 2025 tanggal berapa? 15 Maret 2025. Foto: Unsplash
Seperti yang dijelaskan, qunutan Ramadhan merupakan trandisi yang dilakukan umat Muslim pada pertengahan bulan puasa, tepatnya pada hari ke-15. Jadwal qunutan Ramadhan 2025 dihitung berdasarkan tanggal pertama puasa.
Berdasarkan keputusan Kemenag, hari pertama puasa ditetapkan pada 1 Maret 2025. Dengan demikian, qunutan Ramadhan 2025 jatuh pada 15 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Menjelang qunutan, masyarakat di beberapa daerah, umumnya akan melaksanakan tradisi kupatan. Di waktu tersebut, setiap rumah akan menyiapkan ketupat beserta sayurannya untuk disantap. Tidak hanya disantap bersama keluarga, ketupat juga dibawa ke masjid untuk dinikmati bersama.
Tradisi kupatan tetap dilestarikan hingga sekarang karena dianggap sebagai wadah untuk mempererat silaturahmi sekaligus sedekah. Selain itu, tradisi tersebut menjadi momen untuk bersyukur seorang hamba kepada Allah SWT.
Dikutip dari laman serangkab.go.id, tradisi qunutan tidak bertentangan dengan syariat, karena pada dasarnya kegiatan tersebut merupakan bentuk sedekah. Pelaksanaannya pun dilakukan sesuai dengan kebiasaan di masyarakat setempat.

Doa Qunut Witir saat Tarawih

Ilustrasi bacaan doa qunut witir saat tarawih. Foto: Unsplash
Selain berbagi ketupat, tradisi qunutan juga diisi dengan pembacaan doa qunut saat sholat tarawih. Doa ini dipercaya dapat menangkal bala atau musibah. Qunutan juga pertanda bahwa malam Lailatul Qadar sudah semakin dekat.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dijelaskan dalam jurnal Living Qur’an tentang Tradisi Kupat Qunutan di Desa Buangin, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, kata "qunutan" berasal dari nama doa yang dibaca oleh imam saat salat witir.
Menurut Agus Arifin dalam buku Step by Step Puasa Ramadhan bagi Orang Sibuk, qunut adalah doa yang disunnahkan untuk dibaca pada i'tidal terakhir dalam sholat witir yang dimulai pada hari ke-16 Ramadhan.
Dengan demikian, doa qunut dibaca setelah melaksanakan sholat tarawih. Doa tersebut dibaca sebagai penutup rangkaian ibadah sholat tarawih dan witir. Berikut adalah bacaan doa qunut:
اَللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، وَاسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
ADVERTISEMENT
Allahumma ahdini fiiman hadayta, wa 'aafini fiiman 'aafayta, wa tawallani fiiman tawallayta, wa baarik lii fiimaa a'thayta, wa qinii sharra maa qadayta, fa innaka taqdi wa laa yuqdaa 'alayka, wa innahu laa yadhillu man waalayta, wa laa ya'izzu man 'aadayta. Tabarakta rabbanaa wa ta'aalayta, falakal hamdu 'alaa maa qadayta, wa astaghfiruka wa atuubu ilayk, wa sallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin an-nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihi wa sahbihi wa sallam.
(RK)