news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Rabu Abu Pakai Baju Warna Apa? Ini Ketentuan dalam Liturgi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
5 Maret 2025 10:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rabu Abu adalah tanda dimulainya Masa Prapaskah. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Rabu Abu adalah tanda dimulainya Masa Prapaskah. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Rabu Abu pakai baju warna apa? Pertanyaan ini sering muncul menjelang perayaan Rabu Abu, terutama bagi umat Katolik yang ingin mempersiapkan diri untuk mengikuti misa Rabu Abu.
ADVERTISEMENT
Rabu Abu menjadi awal Masa Prapaskah. Waktu ini dijadikan sebagai momen yang tepat untuk berdoa, bertobat, dan merenungkan makna hidup.
Dalam tradisi gereja, warna liturgi yang digunakan pada hari ini memiliki makna khusus yang mencerminkan pertobatan dan kerendahan hati. Lantas, warna apa yang sebaiknya dipilih untuk menghadiri Misa Rabu Abu? Simak penjelasannya berikut ini.

Rabu Abu Pakai Baju Warna Apa?

Rabu abu pakai baju warna apa? Warna liturgi dari Rabu Abu adalah ungu. Foto: Unsplash.com
Mengutip buku Memahami Rabu Abu, Prapaskah, dan Minggu Palma karya I. Marsana Windhu, Rabu Abu identik dengan warna ungu yang melambangkan tobat, keprihatinan, dan matiraga. Warna ini mencerminkan suasana refleksi dan pertobatan yang menjadi inti dari Masa Prapaskah.
Oleh karena itu, umat Katolik yang menghadiri misa Rabu Abu umumnya mengenakan pakaian berwarna ungu atau warna lain yang mencerminkan kesederhanaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, warna abu juga sering dikaitkan dengan perayaan Rabu Abu karena mempunyai makna mendalam dalam liturgi Gereja. Abu melambangkan kefanaan manusia dan ajakan untuk bertobat.
Gereja mengadopsi warna ini dalam perayaan Rabu Abu untuk mengingatkan umat bahwa mereka berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. Abu juga melambangkan sikap rendah hati, kesediaan untuk diolah, serta panggilan untuk bertumbuh dalam iman dan menghasilkan buah kebaikan.
Jadi, umat Katolik dapat mengenakan pakaian berwarna ungu atau abu-abu saat Misa Rabu Abu sebagai simbol pertobatan dan refleksi. Kedua warna ini sejalan dengan makna Rabu Abu sebagai awal perjalanan rohani dalam Masa Prapaskah.
ADVERTISEMENT

Tradisi Perayaan Rabu Abu

Perayaan Rabu Abu ditandai dengan penerimaan tanda abu di dahi sebagai simbol kerendahan hati dan pengakuan dosa. Foto: Unsplash.com
Dalam buku Natal dan Paskah: Perayaan Liturgis dalam Dua Lingkaran karya C.H. Suryanugraha disebutkan bahwa Rabu Abu menandai awal Masa Prapaskah, yaitu periode 40 hari sebelum Paskah yang diperuntukkan bagi pertobatan dan pemurnian jiwa.
Pada hari ini, umat Katolik menerima tanda abu di dahi sebagai simbol kerendahan hati dan pengakuan dosa. Selain itu, Rabu Abu juga merupakan hari pantang dan puasa, di mana umat diajak untuk menahan diri dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Misa atau ibadat Rabu Abu biasanya dilaksanakan pada pagi atau sore hari. Jika umat tidak dapat hadir pada hari itu, penerimaan abu masih dapat dilakukan hingga Sabtu sebelum Minggu Prapaskah pertama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tiga hari setelah Rabu Abu—Kamis, Jumat, dan Sabtu—disebut sebagai "beranda Prapaskah" karena menjadi awal dari perjalanan tobat sebelum memasuki 40 hari penuh Prapaskah.
Pemberkatan dan penandaan abu dilakukan setelah homili, baik dalam misa maupun ibadat Sabda jika misa tidak memungkinkan. Tradisi ini mengingatkan umat untuk menjalani masa tobat dengan kesadaran penuh melalui doa, puasa, dan amal kasih.
(SAI)