Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sejarah dan Filosofi Kue Bulan, Sempat Jadi Alat Komunikasi Rahasia
2 Oktober 2020 14:52 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip dari berbagai sumber, kue sudah ada sejak zaman Dinasti Song, sekitar tahun 960 - 1279. Awalnya, kue bulan ada dalam sesaji untuk persembahan dan penghormatan terhadap leluhur ketika musim gugur yang biasanya adalah masa panen. Seiring berkembangnya waktu, kue bulan menjadi sajian biasa dan hadiah saat perayaan musim gugur.
Pada masa Dinasti Yuan, kue bulan juga dijadikan sebagai alat pesan rahasia untuk membantu orang Han melengserkan rezim Mongol. Pesan tersebut terbagi ke dalam 4 kue yang kemudian dipotong menjadi 16 bagian.
Legenda Kue Bulan
Selain itu, ada banyak legenda mengenai kue bulan, salah satunya adalah Hou Yi dan Cheng Er. Hou Yi adalah seorang pemanah yang berhasil memanah 9 dari 10 matahari. Ia melakukannya agar bumi tidak kekeringan.
ADVERTISEMENT
Karena hal itu, Penguasa Langit memberikan Hou Yi ramuan untuk kehidupan abadi. Ramuan tersebut harus diminum bersama istrinya, Cheng Er agar mereka hidup berdampingan selamanya.
Namun, Cheng Er meminumnya sampai habis dan pingsan. Ia pun diangkat ke langit dengan kandang kelinci sebagai pegangan. Cheng Er terdampar di bulan bersama kelincinya dan berubah menjadi Dewi Bulan. Menurut legenda, kelinci tersebut dapat terlihat saat bulan purnama.
Untuk menghormati mendiang istrinya, setiap tanggal 15 bulan 8, Hou Yi meminum teh dan menyantap kue bulan sambil melihat istrinya dalam balutan bulan purnama.
Filosofi Kue Bulan
Di Indonesia, kue bulan juga dikenal dengan gwee pia. Berbentuk bulat, ukurannya berkisar 10 cm dengan ketebalan 4 cm. Biasanya, kue bulan berisi kuning telur, kacang merah, buah, atau es krim.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, selain berkumpul bersama keluarga, tidak ada perayaan khusus selama Festival Kue Bulan. Namun, semua orang diharapkan untuk bergembira di hari tersebut. Meski begitu, kehadiran kue bulan tetap memiliki makna tersendiri.
Bentuk bulat kue bulan bermakna keutuhan dan kekeluargaan. Selain itu, tulisan kaligrafi China pada kulit atas juga melambangkan harapan untuk umur yang panjang.
Kemudian, isian kuning telur juga digambarkan sebagai bulan purnama yang terang. Diharapkan orang yang memakannya mendapatkan hal yang cerah dan baik.
(FEP)