Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Hari Buruh: Peristiwa Berdarah dan Perjuangan yang Berliku
30 April 2020 15:31 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional. Hari buruh ini juga dikenal dengan istilah May Day. Di Indonesia, May Day identik dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh untuk menuntut hak-hak mereka.
ADVERTISEMENT
Aksi demonstrasi saat Hari Buruh juga terjadi di beberapa negara. Namun, tidak banyak orang mengetahui soal sejarah hari buruh. Padahal, protes para buruh banyak membuat perubahan yang progresif untuk kelas pekerja di seluruh dunia.
Oleh sebab itu, mari kita menengok kembali sejarah lahirnya Hari Buruh atau May Day.
Diawali Peristiwa Berdarah di Amerika Serikat
Di abad ke-19, ketika Revolusi Industri berada pada masa kejayaannya, banyak buruh yang sekarat karena kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang panjang. Dikutip dari History, Federasi Buruh Amerika berupaya untuk mengakhiri kondisi yang tidak manusiawi ini.
Mereka pun mengadakan konferensi di Chicago pada tahun 1884. Salah satu hasil dari pertemuan tersebut adalah desakan agar buruk bekerja selama 8 jam dalam 1 hari, dimulai sejak 1 Mei 1886.
ADVERTISEMENT
Akhirnya pada 1 Mei 1886, Kota Chicago menjadi pusat demonstrasi besar-besaran serikat buruh yang memperjuangkan hak-hak mereka. Lebih dari 300.000 buruh di seluruh AS turun ke jalan untuk menuntut hak-hak mereka.
Awalnya protes berjalan damai, hingga pada 3 Mei polisi dan buruh di Chicago bentrok. Keesokan harinya, sebuah demonstrasi digulir di Lapangan Haymarket untuk memprotes kekerasan yang dilakukan oleh polisi.
Dan saat demonstrasi berlangsung, ada oknum yang tidak diketahui identitasnya melemparkan bom ke arah polisi. Hal tersebut membuat tujuh polisi dan delapan warga sipil tewas.
Diresmikan Saat Konferensi Sosialis Internasional
Kejadian berdarah di Chicago mengejutkan dunia internasional. Pada tahun 1889, Konferensi Sosialis Internasional menyatakan bahwa untuk memperingati peristiwa demonstrasi di Chicago, 1 Mei akan menjadi hari libur internasional untuk para buruh.
ADVERTISEMENT
Setahun kemudian, lebih dari 300.000 orang melakukan demonstrasi May Day di London. Tanggal 1 Mei sebagai hari buruh akhirnya diadopsi oleh banyak pemerintah di seluruh dunia, bukan hanya negara yang memiliki pengaruh sosialis atau komunis saja.
Amerika Serikat Tidak Merayakannya
Dikutip dari TIME, May Day dianggap mengotori semangat anti-komunis pada masa awal Perang Dingin. Karenanya, pada Juli 1958, Presiden Amerika Serikat, Dwight Eisenhower menandatangani sebuah resolusi 1 Mei sebagai hari loyalitas.
Resolusi itu menyatakan bahwa 1 Mei menjadi hari khusus untuk menegaskan kembali kesetiaan warga kepada negara dan sebagai penghargaan pada AS yang bebas.
Hari Buruh di Indonesia
Sejarah peringatan hari buruh di Indonesia tidak kalah rumit dan panjang. Ini disebabkam oleh iklim politik dalam negeri yang kerap berubah.
ADVERTISEMENT
Pada 20 April 1948, pemerintah menetapkan UU No 12/1948 tentang Kerja. Isinya menetapkan bahwa pada 1 Mei, buruh dibebaskan dari kewajiban bekerja.
Namun pada saat masa Orde Baru, peringatan 1 Mei sebagai hari buruh dilarang. Pemerintah bertindak represif pada buruh yang melakukan aksi mogok kerja, bahkan tidak segan-segan dengan kekerasan.
Pada masa reformasi, serikat buruh bermunculan dan beraksi kembali pada 1 Mei 2000. Sejak saat itu, peringatan hari buruh di Indonesia selalu ditandai aksi demo buruh. Namun sampai beberapa tahun berikutnya, May Day belum ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Baru pada tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi menandatangani Peraturan Presiden yang menetapkan bahwa 1 Mei sebagai hari libur nasional, bersamaan dengan perayaan hari buruh internasional.
(ERA)
ADVERTISEMENT