Konten dari Pengguna

Sejarah Huruf Lontara Makassar dan Karakteristiknya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
6 April 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi huruf lontara Makassar (Pixabay).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi huruf lontara Makassar (Pixabay).
ADVERTISEMENT
Huruf lontara Makassar adalah salah satu aksara kuno yang digunakan oleh masyarakat Bugis-Makassar, yaitu lontara. Terdapat 19 huruf lontara Makassar dalam aksara tersebut.
ADVERTISEMENT
Muhlis Hadrawi dan Nuraidar Agus dalam jurnal Sawerigading menyebut awalnya aksara tersebut digunakan di Bugis, kemudian meluas dan dipakai oleh masyarakat Makassar. Oleh sebab itu aksara lontara sering juga disebut aksara Bugis.
Bagaimana sejarahnya dan apa saja huruf-hurufnya? Berikut ulasan lengkapnya.

Sejarah Singkat Huruf Lontara Makassar

Ilustrasi huruf lontara Makassar (Pixabay).
Keberadaan huruf lontara Makassar tak bisa dipisahkan dari akarnya, aksara lontara. Merujuk laman Indonesia.go.id, aksara tersebut sudah muncul sejak abad ke-14.
Pencetus aksara lontara adalah Daeng Pamette, seorang syahbandar sekaligus menteri urusan dalam dan luar negeri Kerajaan Gowa. Saat itu Kerajaan Gowa dipimpin oleh Karaeng Tumapakrisi Kallonna.
Lahirnya aksara tersebut berawal dari permintaan Karaeng agar kerjaannya memiliki aksara sendiri. Huruf-huruf itu kemudian digunakan untuk menulis dokumen penting.
ADVERTISEMENT
Nama aksara ini diambil dari kata lontar. Sebab saat itu media yang digunakan untuk menulis adalah daun lontar.
Aksara dasar lontara terdiri dari 23 huruf yang terdiri dari KA, GA, NGA, NKA’, PA, BA, MA, MPA’, TA, DA, NA, dan NRA’. Selain itu ada CA, JA, NYA, NCA’, YA, RA, LA, WA, SA, A, dan HA.
Semua itu digunakan dalam lontara Bugis namun hanya 19 yang digunakan sebagai huruf lontara Makassar. Perbedaannya, huruf NKA’, NRA’, NCA’, dan MPA’ tidak digunakan dalam lontara Makassar.
Aksara satu ini juga memiliki lima penanda vokal berupa titik (.) di atas huruf untuk bunyi i, titik di bawah menghasilkan bunyi u, tanda posisi depan untuk e (taling) dan o, serta tanda posisi atas untuk e (pepet).
ADVERTISEMENT
Dalam jurnalnya, Muhlis Hadrawi dan Nuraidar Agus menyebut aksara lontara disebut juga indo’ sure’ dan tanda vokalnya disebut ana’ sure’.

Karakteristik Aksara Lontara

Ilustrasi huruf lontara Makassar (Pixabay).
Masih dari sumber yang sama, huruf-huruf dalam aksara lontara memiliki karakteristik yang unik. Penulisan aksara ini dimulai dari kiri ke kanan, namun tanpa ada spasi antarakata dan minim tanda baca.
Mereka juga tidak memiliki pemati vokal sehingga orang yang tak biasa menggunakannya akan dihadapkan dengan kerancuan. Contohnya pada kata sr yang dapat dibaca sarang, sara’, atau sara, tergantung dari konteks kalimatnya.
Bentuk aksara lontara juga berbeda dari yang lain, hanya terdapat garis lurus ke atas dan ke bawah. Garis lurus ke atas ditulis dengan tebal, yang kebawah ditulis tipis, dan pertemuan keduanya terdapat patahan.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah bukan jadi aksara utama karena mulai tergeser dengan huruf latin, huruf lontara Makassar masih dilestarikan hingga saat ini. Terutama masih diajarkan sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Sulawesi Selatan.
Bahkan sejak 1990-an, lontara sudah didaftarkan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara ke Unicode sebagai salah satu aksara dunia. Alhasil lontara jadi aksara nusantara pertama yang terdaftar di badan internasional sehingga dapat ditampilkan pada perangkat komputer.
(NSA)