Sejarah Perang Ahzab, Pertempuran Kaum Muslimin dengan Sekutu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Agustus 2021 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ksatria. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ksatria. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Perang Ahzab merupakan perang besar yang dilakukan oleh umat Muslim selain Perang Badar dan Perang Uhud. Dalam buku Perang-Perang dalam Sejarah Islam karya Sitiatava, Perang Ahzab memiliki arti perang melawan sekutu.
ADVERTISEMENT
Perang Ahzab disebut juga dengan Perang Khandaq yang artinya parit. Dinamakan demikian karena parit menjadi strategi utama dalam peperangan ini. Pada saat itu kaum Madinah menggali parit di sebelah Utara kota Madinah untuk menahan serangan dari pasukan sekutu.

Sejarah Perang Ahzab

Pelindung Wajah untuk Perang. Foto: Pixabay
Berdasarkan kitab Rohiqul Maklum, berlangsungnya Perang Ahzab adalah karena kedengkian Yahudi Bani Nadhir terhadap kaum Muslimin. Semua bermula dari popularitas Islam di Madinah yang mengancam eksistensi ajaran Yahudi dan agama kaum Quraisy di Jazirah Arab.
Sementara itu kaum Ghathafan ingin kembali memonopoli perdagangan di Madinah, dan sekutu berhasrat membalas kekalahan di perang-perang sebelumnya.
Melansir dari kitab Tahdzib Al Bidayah Wan Nihayah dan Siroh Nabawiyah Sohihah, Perang Ahzab ini berlangsung di Madinah pada tahun 5 Hijriyah atau 627 Masehi.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan sejarah, dalam perang ini jumlah pasukan kaum Muslimin kalah jauh dengan pasukan sekutu. Diriwayatkan bahwa pasukan Muslimin hanya terdiri dari 3.000 orang, sedangkan pasukan sekutu ada 10.000 orang.
Pasukan Muslimin dipimpin oleh Rasulullah SAW dan pasukan sekutu dipimpin oleh Abu Sufyan. Pasukan sekutu terdiri dari Bani Quraidzah, Bani Nadhir, kaum Ghathafan, dan kaum Quraisy.
Dalam buku Manajemen Strategi Peperangan Rasulullah SAW karya Yuana Ryan, disebutkan bahwa pasukan Muslim melakukan musyawarah untuk menentukan strategi sebelum Perang Ahzab dimulai. Akhirnya disepakati mereka menggali parit sesuai yang diusulkan Salman Al Farisi untuk menghadapi kekuatan besar musuh.
Ksatria. Foto: Pixabay
Parit dibuat dengan panjang 5.544 meter, lebar 4,62 meter, dan dalam 3.234 meter. Parit ini menghubungkan Harrah Waqim dan Harrah Al-Wabrah, terbentang dari utara hingga selatan Madinah.
ADVERTISEMENT
Selama enam hari Nabi Muhammad dan warga kota Madinah menggali parit di utara kota. Sedangkan anak-anak, wanita, dan orang tua diamankan dalam benteng selama perang berlangsung.
Pada 31 Maret 627 Masehi, pasukan sekutu tiba di Madinah. Mereka dikejutkan dengan parit-parit yang mengelilingi wilayah utara hingga selatan kota Madinah.
Pasukan sekutu tidak mampu menembus parit yang telah dibuat kaum Muslimin. Selama 27 hari mencari cara untuk menembusnya, akhirnya mereka menyerah.
Namun ada satu orang dari pasukan sekutu yang mampu menembus parit buatan kaum Muslimin. Dia adalah Amr bin Wadd, seorang pejuang yang diriwayatkan memiliki kekuatan setara dengan 100 orang.
Amr bin Wadd kemudian menembus parit dan bertarung secara langsung dengan Ali bin Abi Thalib. Pertarungan berlangsung sengit. Ali berhasil mengalahkan Amr bin Wadd.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Amr bin Wadd pun menyerah dan memutuskan untuk kembali ke Makkah. Ia mengakui kekalahan pasukan sekutu dan peperangan pun dimenangkan oleh kaum Muslimin.
(NDA)