Sholat Istisqo: Tata Cara, Niat, dan Bacaan Doa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
29 Desember 2020 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sholat Istisqo Berjamaah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sholat Istisqo Berjamaah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ketika musim kemarau tiba hingga menyebabkan kekeringan, salah satu ibadah yang dianjurkan adalah melaksanakan sholat Istisqo. Dengan melaksanakan sholat Istisqo secara berjamaah, Allah SWT akan berkenan menurunkan hujan pada musim kemarau sekalipun.
ADVERTISEMENT
Sholat Istisqo adalah sholat yang bertujuan untuk meminta hujan kepada Allah SWT. Tata cara sholat Istisqo sebenarnya sama dengan sholat Ied yang dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Perbedaannya terletak pada pelaksanaan khotbahnya.
Hukum melaksanaan sholat Istisqo adalah sunnah muakkad. Artinya, ibadah ini sangat dianjurkan. Di Indonesia pernah dilaksanakan sholat Istisqo, tepatnya di daerah Griya Agung Palembang pada tahun 2019 bersama Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru.
Berikut pembahasan mengenai tata cara, bacaan niat, dan doa sholat Istisqo.

Tata Cara Sholat Istisqo

1. Sholat dilaksanaakan sebanyak dua rakaat dengan ketentuan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
2. Khotbah sholat Istisqo dapat dilakukan sebelum atau setelah sholat.
Ilustrasi Sholat. Foto: Freepik.

Bacaan Niat Salat Istisqo

Niat sholat Istisqo dapat disampaikan dalam hati maupun dilafalkan secara langsung, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab. Berikut bacaan niat sholat Istisqo:
"Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini (imaaman/ma’mūman) lillāhi ta‘ālā."
Artinya: "Aku menyengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah.”

Doa Sholat Istisqo

Berikut bacaan doa sholat Istisqo berdasarkan Busyral Karim karya Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin yang berbunyi:
"Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.
ADVERTISEMENT
Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.
Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.
Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi.
Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka.
Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā."
Artinya:
"Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.
Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami orang yang putus harapan.
Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan, kami tidak mengadu selain kepada-Mu.
ADVERTISEMENT
Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.
Ya Allah, angkatlah kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan dari bahu kami. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.
Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau MahaPengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu."
(VIO)