Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih: Bacaan Tasbih Sewaktu Rukuk

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2021 12:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Subhana rabbiyal adzimi wabihamdih merupakan kalimat tasbih yang dibaca ketika rukuk. Hukum membacanya sewaktu rukuk adalah sunah.
ADVERTISEMENT
Kalimat subhana rabbiyal adzimi wabihamdih juga disunahkan untuk dibaca sebanyak tiga kali saat rukuk. Sebagaimana hadist yang telah diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda:
إذَا رَكَعَ أحَدُكُم فَلْيَقُلْ ثَلاَثَ مَرّاتٍ: سُبْحَانَ رَبّيَ الْعَظِيمِ ثَلاَثاً، وَذَلِكَ أدْنَاهُ، فإذَا سَجَدَ فَلْيَقُلْ: سُبْحَانَ رَبّيَ الأعْلَى ثَلاَثاً، وَذَلِكَ أدْنَاهُ
Jika salah satu dari kamu ruku’, maka ucapkanlah Subhanarabbiyal adzimi tiga kali, dan itu adalah batas minimal. Lalu jika salah satu dari kamu sujud, maka ucapkanlah subhana rabbiyal a’la tiga kali, dan itu adalah batas minimalnya.” (HR. Abu Dawud).
Imam Abadi menjelaskan dalam kitab Aunul Ma’bud, hadist tersebut mengindikasikan seseorang tidak akan mendapat kesunahan jika membaca tasbih ketika rukuk dan sujud kurang dari tiga kali. Meski begitu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa tasbih cukup dibaca sekali saat rukuk dan sujud.
ADVERTISEMENT

Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih

Alquran. Foto: Unsplash
Menurut Abu Syahidah dalam bukunya Kamu Hobby Tapi Agama Melarang, kalimat subhana rabbiyal adzimi wabihamdih dibaca ketika dalam posisi rukuk dan dengan keadaan yang tenang. Sebab, Rasulullah melarang seseorang melakukan gerakan rukuk yang terburu-buru seperti ayam mematuk makanannya. Rasulullah bersabda:
"Rasulullah pernah lihat orang yang ruku’ dengan tidak sempurna dan sujud seperti burung mematuk, lalu berkata: Kalau orang ini mati dalam keadaan seperti itu (sholatnya), ia mati di luar agama Muhammad." (HR. al-Imam Abu Ya’la, al-Ajiri, al-Baihaqi, al-Dhiya' dan Ibnu Asakir dengan sanad shahih).
Menurut buku Sifat Shalat Nabi S.A.W. oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, berikut tata cara rukuk dalam sholat yang baik dan benar:
ADVERTISEMENT
1. Bertakbir ketika akan rukuk
Memulai gerakan rukuk harus diiringi dengan bertakbir, yakni takbir dengan diiringi mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua pundak atau kedua telinga, dengan menjadikan kepala sejajar dengan punggung tangan.
Bertakbir ketika akan rukuk sudah menjadi kesepakatan para ulama, tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini. Sebagaimana hadist Ibnu Mas’ud, ia berkata: “Aku melihat Rasulullah selalu bertakbir setiap kali bangkit, sujud, berdiri dan duduk.” (HR. Ahmad, Nasa’I dan at Tirmidzi).
2. Memegang kedua lutut dengan kedua tangan dan merenggangkan jari-jemari
Posisi rukuk adalah dengan memgang kedua lutut dengan kedua tangan serta merenggangkan jari-jemari. Hal ini didasarkan dari hadist berikut:
Jika engkau ruku letakkanlah kedua tanganmu di atas lututmu. Kemudian renggangkanlah jari-jarimu sampai tulang belakangmu menjadi mapan ditempatnya.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).
ADVERTISEMENT
3. Meluruskan punggung di saat ruku’
Sifat rukuk Nabi SAW dalam sholat adalah dengan menegakkan punggungnya dan menyeimbangkan kepala, yakni tidak menunduk dan juga tidak mendongak.
Sebagaimana keterangan dari ummul mukminin Aisyah, ia berkata: “Rasulullah ketika ruku’ tidak mengangangkat atau menundukkan kepala, tetapi seimbang diantara keduanya.” (HR. Muslim).
4. Membaca bacaan ruku’
Ada beberapa macam bacaan rukuk yang dibaca Rasulullah dalam sholatnya. Berikut di antara bacaan rukuk tersebut:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ
Artinya: “Maha suci rabbku yang maha agung.
Atau biasa juga dengan lafadz berikut:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Artinya: “Maha Suci Rabbku yang maha Agung dan maha terpuji.
(NDA)