Tafsir dan Hukum Tajwid Surat Al Baqarah ayat 5 Lengkap dengan Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2021 9:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surat Al Baqarah ayat 5 membahas tentang orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Mereka adalah orang yang bertakwa, beriman kepada hal ghoib, dan taat dalam menjalani kewajiban sebagai hamba Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Syaikh Abdurrahman menjelaskan dalam Tafsir As-Sa'id bahwa, makna beruntung yang dimaksud dalam surat Al Baqarah ayat 5 adalah memperoleh hal yang diinginkan dan selamat dari hal yang dikhawatirkan. Hal tersebut dapat terjadi jika umat Muslim memilih jalan yang telah di sebutkan sebelumnya. Allah SWT berfirman:
اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Mengutip Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, tafsir lain dari ayat di atas, yaitu Allah akan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada mereka yang menaati perintah Allah dan menjauh larangan-Nya. Selain itu, mereka juga akan memperoleh keridhoan Allah dan akan ditempatkan di surga yang penuh kenikmatan.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui tafsir dari Surat Al Baqarah ayat 5, sebaiknya Anda juga memahami hukum tajwid ayat tersebut. Di bawah ini adalah penjelasan lengkap dari hukum tajwid Surat Al Baqarah ayat 5.

Hukum Tajwid dalam Surat Al Baqarah Ayat 5

Alquran. Foto: Pixabay
Berikut adalah pembagian hukum tajwid dalam surat Al Baqarah ayat 5 yang diterangkan oleh Abu Nizhan dalam Buku Pintar Al-Qur`an.
Hukum tajwid pada lafadz di atas adalah mad wajib muttashil, karena ada mad thobi’i bertemu dengan hamzah berharkat fathah. Panjang bacaan mad wajib muttashil adalah enam ketukan (harakat).
Hukum tajwid pada lafadz tersebut adalah mad thobi’i. Hukum tajwid ini terjadi karena adanya alif yang terletah sesudah fathah. Cara membacanya cukup memanjangkan bacaan dengan dua ketukan.
ADVERTISEMENT
Hukum tajwid di atas adalah idgham bighunnah, karena ada tanwin menghadapi huruf mim. Cara membacanya harus didengungkan.
Hukum tajwid pada lafadz di atas adalah idgham bilaghunnah, karena ada nun mati menghadapi huruf ro. Cara membaca idhgam bilaghunnah yaitu dileburkan tanpa dengung atau maksudnya memasukkan huruf nun mati ke dalam huruf sesudahnya tanpa disertai suara yang mendengung.
Hukum tajwid pada lafadz di atas adalah idzhar syafawi, karena mim sukun bertemu dengan huruf wauw (وَ). Cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah yang bertemu dengan mim sukun harus dibaca dengan terang dan jelas.
Pada lafadz di atas, hukum tajwidnya adalah mad wajib muttashil, karena ada mad thobi’I bertemu hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah enam harakat.
ADVERTISEMENT
Hukum tajwid di atas adalah alif lam qomariyah. Sebab, huruf mim bertemu dengan alif lam qamariyah. Cara membacanya adalah dengan dua ketukan.
Hukum tajwid pada lafadz di atas adalah mad 'aridl lissukun bila diwaqafkan (berhenti di akhir ayat). Panjang bacaannya adalah lima harakat.
(NDA)