Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Teks Sumpah Pemuda Asli dan Versi Baru serta Sejarah Singkat Pembuatannya
28 Oktober 2021 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 7 Juni 2022 17:39 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berkat adanya peristiwa bersejarah tersebut, maka tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sebagai generasi muda, penting untuk mengetahui dan memahami isi teks sumpah pemuda yang asli dan versi baru.
Seperti apakah teks Sumpah Pemuda asli dan versi baru? Dan bagaimana sejarah pembuatan teks Sumpah Pemuda tersebut? Simak uraian berikut untuk mengetahui jawabannya.
Teks Sumpah Pemuda Asli dan Versi Baru
Sri Sudarmiyatun menjelaskan dalam buku Makna Sumpa Pemuda, teks Sumpah Pemuda yang asli ditulis menggunakan ejaan Van Ophuijsen, yaitu ejaan lama yang pernah digunakan bangsa Indonesia .
Dalam teks Sumpah Pemuda juga terdapat nilai persautan bangsa yang diwujudkan sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, meskipun para pemuda Indonesia saat itu memiliki latar belakang yang berbeda (suku , budaya, hinga agama), mereka tetap dapat bersatu. Berikut isi teks sumpah pemuda asli:
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah teks Sumpah Pemuda versi terbaru, yaitu:
Sejarah Pembuatan Teks Sumpah Pemuda
Mengutip buku Menguak Misteri Sejarah oleh Asvi Warman Adam, kronologis peristiwa Sumpah Permuda pemuda dimulai dari perhelatan Kongres Pemuda Indonesia . Tujuan dari kongres ini adalah untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara para pemuda-pemudi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kongres Pemuda digelar sebanyak dua kali, yakni pada 30 April-2 Mei 1926 (Kongres Pemuda I) dan pada 27-28 Oktober 1928 (Kongres Pemuda II). Pada Kongres Pemuda I, para pemuda berhasil merumuskan dasar-dasar pemikiran bersama. Kesepakatan tersebut mencakup dua hal, yakni:
Sedangkan pada Kongres Pemuda II, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan beberapa perwakilan organisasi kepemudaan lainnya menyelenggarakannya dalam tiga sesi di tiga tempat berbeda.
Rapat pertama diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkuat semangat persatuan para pemuda. Mohammad Yamin menguraikan lima faktor yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat-istiadat, pendidikan, dan kemauan.
ADVERTISEMENT
Rapat kedua membahas mengenai masalah pendidikan. Para pemuda dalam kongres tersebut menegaskan bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan secara demokratis. Sedangkan rapat terakhir bertujuan untuk menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi.
Setelah melalui proses panjang selama 2 hari, maka pada 28 Oktober 1928, para peserta Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda.