Tokoh-tokoh Ilmuan Muslim pada Masa Kejayaan Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
8 September 2021 11:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku masa kejayaan Islam. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku masa kejayaan Islam. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa kejayaan Islam adalah masa ketika para filsuf dan ilmuwan Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Masa ini berlangsung sekitar tahun 650‒1250 M.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Kejayaan Peradaban Islam dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan oleh Suwarno, masa kejayaan Islam diraih pada saat pemerintahan Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, Bani Fatimiyah di Cairo, dan Bani Umayyah di Cordova.
Kemajuan ilmu pengetahuan yang diraih pada masa kejayaan Islam ialah disiplin ilmu agama yang meliputi ilmu tafsir, hadist, kalam dan fiqih. Sementara itu, kemajuan dalam ilmu umum mencakup filsafat, kedokteran, astronomi, matematika, dan geografi.
Keberhasilan Islam mencapai masa kejayaan tak luput dari peran para ilmuan Muslim. Lantas, siapa sajakah tokoh ilmuan pada masa kejayan Islam? Simak ulasan berikut.

Ilmuan Muslim pada Masa Kejayaan Islam

Ilustrasi tokoh ilmuan pada masa kejayaan Islam. Foto: YouTube
1. Al-Kindi (801-896 M)
Mengutip buku Tokoh Filsafat Dunia oleh Sudjatmoko, Al Kindi lahir di Kuffah sekitar tahun 800 M. Ayah Al-Kindi adalah Ishaq As-Shabbah dan merupakan gubernur Kuffah pada pemerintahan al-Mahdi dan Harun ar-Rasyid dari bani Abbas.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, Al-Kindi sudah menyukai ilmu pengetahuan. Ketika besar dan telah menyelesaikan masa pendidikannya, ia banyak menguasai ilmu pengetahuan, seperti kedokteran, filsafat, matematika, geometri, astronomi, dan lain-lain. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan mengantarkannya menjadi filsuf Muslim pertama.
2. Al-Farabi (870-950 M)
Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia merupakan salah satu tokoh ilmuan Muslim pada masa kejayaan Islam setelah Al-Kindi. Ayah Al-Farabi adalah seorang opsir tentara Turki keturunan Persia, sedangkan ibunya berdarah Turki asli.
Sejak dini, Al-Farabi telah memiliki kecerdasan istimewa yang membuatnya mudah untuk memahami setiap ilmu pengetahuan yang dipelajari. Salah satu ilmu yang digelutinya adalah filsafat. Namun, ia juga menguasai ilmu-ilmu lain, sehingga dijuluki filsuf Muslim yang penuh talenta.
ADVERTISEMENT
3. Ibnu Sina (980-1037 M)
Mengutip buku Ibnu Sina: Sarjana, Pujangga, dan Filsuf Besar Dunia oleh Ahmad Ridlo Shohibul Ulum, Ibnu Sina lahir di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan. Ibunya juga berasal dari Afsyanah dan ayahnya dari Balkh, Afganistan.
Sejak kecil, Ibnu Sina sudah menunjukkan kepandaian yang luar biasa. Di usia lima tahun, ia telah belajar ilmu agama dan menghafal Al-Quran.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai menguasai ilmu pengetahuan seperti matematika dan fisika. Namun, terdapat satu bidang ilmu yang ia dalami, yakni kedokteran. Ilmu ini yang akhirnya membuatnya dikenal di dunia Barat dengan nama Avicenna dan mendapat julukan Pangeran Para Dokter.
(AFM)