Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tujuan Ziarah Kubur dan Adabnya dalam Islam
7 April 2021 13:04 WIB
Diperbarui 30 April 2021 10:17 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anjuran melakukan ziarah kubur ini telah termaktub dalam suatu hadits, bahwa Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku dahulu telah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah karena akan bisa mengingatkan kalian kepada akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian.” (HR. Muslim)
Mengutip buku Kitab Doa-Doa Ketika Berziarah oleh Siti Nur Aidah (2020: 2), ziarah kubur menurut Islam sebenarnya adalah salah satu sarana agar seorang Muslim selalu beriman dan mengingat kematian. Dengan ziarah kubur, umat Islam akan mengingat bahwa kematian itu nyata adanya.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa sebenarnya tujuan ziarah kubur dan bagaimana tata cara melakukannya yang benar menurut Islam?
Tujuan Ziarah Kubur
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tujuan utama ziarah kubur ialah mengingatkan peziarah yang masih hidup di dunia akan kematian dan bahwa ada kehidupan setelah alam dunia yang pasti dihadapi, yaitu akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al Hadid: 20)
ADVERTISEMENT
Melalui ayat tersebut, Allah SWT memperingatkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Di akhirat nanti, seluruh umat akan mendapat balasan dari segala perbuatan yang telah dilakukan selama di dunia.
Maka, sejatinya ziarah kubur merupakan pelaksanaan dari ayat tersebut. Dengan mengingatnya, diharapkan umat Muslim akan beribadah dan mengamalkan perintah-perintah Allah untuk mengumpulkan bekal demi menggapai kebahagian di akhirat.
Adab Ziarah Kubur
Sebenarnya, dahulu tradisi ziarah kubur ini pernah dilarang. Bukan tanpa alasan, mengutip buku Mari Ziarah Kubur oleh Abdurrahman Misno BP (2020: 1), tidak sedikit peziarah yang meyakini adanya kekuatan spiritual dari arwah leluhur yang telah meninggal. Sehingga mereka melakukan ziarah kubur bukan untuk mendoakan, tetapi justru meminta kepada ahli kubur untuk diberi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Padahal perbuatan itu sudah termasuk dalam dosa syirik. Karena itu, untuk menghindari hal tersebut dan membuat ziarah kubur menjadi amal saleh yang tidak mengundang murka Allah, ada beberapa adab ziarah kubur sesuai tuntunan Rasulullah SAW yang perlu diperhatikan.
Dikutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam Sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW oleh Arfiani (2019: 92), adab tersebut di antaranya:
Disunnahkan bagi peziarah untuk mengucapkan salam kepada ahli kubur Muslim dengan membaca:
“Assalamu’alaikum ahlad-diyaar minal mu’miniina wal muslimiin. Yarhamulloohul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriin. Wa inna insyaaalloohu bikum la-laahiquun. Wa as alullooha lanaa walakumum ‘aafiyah.”
Hal ini merupakan sunnah yang dapat dilakukan saat berziarah. Peziarah akan mendapatkan pahala, sedangkan jenazah yang diziarahi juga diharapkan mendapat rahmat.
ADVERTISEMENT
Rasulullah menziarahi kuburan sahabatnya untuk mendoakan mereka dan memohon ampun untuk mereka. Namun, jika orang yang diziarahi adalah musyrik atau kafir, sebaiknya jangan mendoakan dan memintakan ampunan untuknya. Sementara itu, ketika berdoa, disarankan untuk menghadap kiblat.
Saat ziarah kubur, salah satu cara untuk menghormati para penghuni kubur adalah dengan tidak duduk dan berjalan di atas pusara kuburan. Perintah ini terdapat dalam hadits. Rasulullah bersabda: “Sungguh jika salah seorang dari kaluan duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur.”
Ziarah kubur memang menjadi hal yang lumrah dilakukan saat menjelang Ramadhan maupun Idul Fitri. Namun, perlu diingat bahwa ziarah kubur bisa dilakukan kapan pun, tidak perlu menunggu waktu khusus seperti kedua momen tersebut.
ADVERTISEMENT
(ADS)