Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Wahyu Pertama Nabi Muhammad beserta Isi Pesan yang Terkandung di Dalamnya
1 November 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 2 Maret 2023 9:55 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad: Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih menyebutkan, Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya menjelang usia 41 tahun, tepatnya pada malam ke-17 bulan Ramadhan, 6 Agustus 610 M.
Menurut berbagai riwayat, Malaikat Jibril datang menemui Muhammad dalam keadaan penuh kesadaran. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah surat Al Alaq ayat 1-5.
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ )(خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ )(اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ)( الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
ADVERTISEMENT
Turunnya ayat-ayat ini menjadi tanda pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul utusan terakhir Allah. Turunnya wahyu pertama Nabi SAW juga dijelaskan dalam sebuah riwayat Al-Hadits yang dikutip dari buku Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad Volume 1 oleh Moenawar Khalil.
Aisyah ra berkata, “Wahyu pertama kali Rasulullah datang saat Rasulullah menyendiri di Gua Hira. Beliau tidak melihat impian melainkan cahaya terang seperti cahaya waktu subuh. Datang Malaikat Jibril dan berkata kepada Nabi SAW, “Bacalah.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Aku bukan pembaca.”
Malaikat Jibril kemudian memeluk Baginda Nabi SAW dengan keras dan mengulang perkataannya, “Bacalah!” Nabi Muhammad kembali menjawab, “Sungguh akau tidak pandai membaca.” Kemudian ketiga kalinya, Malaikat Jibril memeluk Nabi SAW lagi dan melepasnya kemudian membacakan wahyu yang pertama yakni Surat Al Alaq ayat 1-5.” (HR. Al-Hadits)
ADVERTISEMENT
Ingin tahu lebih jelasnya? Berikut penjabaran kondisi Nabi Muhammad ketika menerima wahyu dari Malaikat Jibril.
Keadaan Nabi Muhammad Ketika Menerima Wahyu Pertama
Dikutip dari sumber yang sama, ketika menerima wahyu, Nabi SAW tengah tertidur di dalam Gua Hira sendirian. Dalam keadaan gelap gulita, Jibril datang dengan tiba-tiba dan mengejutkannya dengan suara yang sangat keras.
Nabi Muhammad terbangun dengan perasaan takut dan hati berdebar sehingga tubuhnya ikut gemetar. Terlebih setelah beliau dipeluk dan didekap oleh Malaikat Jibril. Setelah menerima wahyu, beliau kembali ke rumah dengan perasaan ketakutan dan meminta Khadijah, sang istri untuk menyelimutinya.
Khadijah kemudian mengajak Nabi SAW menemui pamannya, Waraqah bin Naufal. Ia merupakan seorang penganut Masehi yang taat serta telah mempelajari kitab Injil dan Taurat. Di sana Nabi SAW diminta untuk menceritakan pengalamannya.
ADVERTISEMENT
Dalam riwayat hadits Bukhari, Waraqah bin Naufal berkata, “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Sungguh, engkau adalah nabi umat ini. Telah datang kepadamu an-Namus, yang pernah datang kepada Nabi Musa.” (HR. Bukhari)
Waraqah dan Khadijah berusaha menenangkan Nabi SAW sampai beliau yakin, bahwa yang mendatanginya bukanlah setan melainkan Malaikat. Lalu, apa pesan pokok wahyu pertama Nabi Muhammad SAW?
Pesan Wahyu Pertama Nabi Muhammad SAW
Dikutip dari buku Membaca Sirah Nabi Muhammad: Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih, kandungan pokok dari wahyu pertama Nabi Muhammad adalah perintah untuk membaca. Kata iqra dapat digunakan untuk objek apapun.
Jadi, ayat pertama dari wahyu pertama Nabi Muhammad SAW adalah memerintahkan umat Islam untuk membaca apa saja sebagai ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sesuatu hal yang buruk pun boleh dibaca sebagai motivasi. Membaca hal buruk bukan berarti akan melakukannya, namun justru untuk menghindarinya. Seperti pepatah menyebutkan: siapa yang tak mengenal keburukan, maka dia dapat terjerumus ke dalamnya.
(IPT)