Konten dari Pengguna

Warna Liturgi Kamis Putih dan Makna Simbolisnya dalam Perayaan di Gereja

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
14 April 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kamis Putih adalah hari suci dalam tradisi Kristen yang diperingati pada Kamis sebelum Paskah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Kamis Putih adalah hari suci dalam tradisi Kristen yang diperingati pada Kamis sebelum Paskah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi Gereja Katolik, setiap hari raya dan perayaan memiliki warna liturgi yang dipilih berdasarkan makna rohani di balik peristiwa tersebut, termasuk Kamis Putih.
ADVERTISEMENT
Kamis Putih sendiri adalah hari dalam kalender liturgi Gereja Katolik yang memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama para murid-Nya sebelum Ia mengalami sengsara dan wafat di kayu salib. Pada tahun ini, Kamis Putih jatuh pada 17 April 2025.
Kamis Putih menjadi awal dari rangkaian Trihari Suci dan memiliki warna tersendiri yang digunakan dalam misa. Lalu, apa warna liturgi Kamis Putih dan makna di balik pemilihannya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Warna Liturgi Kamis Putih?

Warna liturgi Kamis Putih adalah putih. Foto; Unsplash
Mengutip buku Indah Bersahaja: Seni Flora dan Dekorasi Liturgis karya C.H. Suryanugraha, OSC, dalam perayaan Misa Kamis Putih, imam mengenakan busana liturgi berwarna putih. Warna ini dipilih karena melambangkan sukacita, kemurnian, dan peringatan Ekaristi yang menjadi inti perayaan hari itu.
ADVERTISEMENT
Menariknya, meskipun Kamis Putih masih termasuk dalam Masa Prapaskah, yang biasanya memakai warna ungu, Gereja justru menggunakan warna putih sebagai penanda bahwa perayaan ini memiliki makna yang istimewa.
Namun, warna putih hanya berlaku untuk busana imam. Warna ini tidak boleh mendominasi seluruh ruangan gereja.
Salib dan patung tetap ditutup dengan kain merah atau ungu, sesuai aturan liturgi. Sementara kain altar tetap menggunakan warna putih seperti biasa, dan tidak perlu disamakan dengan warna busana imam.
Untuk bunga dan hiasan lainnya, tidak ada aturan khusus soal warna, yang penting rangkaian bunga tampil selaras dengan suasana gereja dan bisa mencerminkan semangat perayaan Kamis Putih secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT

Ketentuan Liturgis Kamis Putih

Ada ketentuan liturgis pelaksanaan Kamis Putih yang perlu dipahami umat Kristiani. Foto: Unsplash
Dalam buku Natal dan Paskah: Perayaan Liturgis dalam Dua Lingkaran karya C.H. Suryanugraha, OSC dijelaskan bahwa perayaan Kamis Putih memiliki beberapa ketentuan liturgis khusus yang diatur oleh Gereja, karena hari ini menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian Pekan Suci. Berikut beberapa ketentuan utamanya:

Waktu Pelaksanaan Misa Krisma

Misa Krisma biasanya dirayakan pada pagi hari Kamis Putih. Namun, jika ada alasan pastoral, misa ini dapat dipindahkan ke hari-hari sebelumnya yang tetap berada dekat dengan Hari Raya Paskah.
Misa ini menjadi momen pengudusan minyak krisma, yang hanya dapat dilakukan oleh uskup, serta pemberkatan dua minyak lainnya yang boleh dilakukan oleh imam.

Tempat dan Frekuensi Misa Krisma

Misa Krisma hanya dirayakan satu kali dan umumnya dilangsungkan di gereja katedral sebagai misa stasional. Namun, dalam situasi tertentu, misa ini boleh diadakan di gereja lain yang memiliki peran khusus dalam keuskupan.
ADVERTISEMENT

Distribusi Minyak-Minyak Suci

Minyak-minyak suci yang diberkati dalam Misa Krisma harus segera dibagikan ke paroki-paroki di seluruh keuskupan. Idealnya, minyak ini sudah diterima sebelum Misa Sore Perjamuan Malam Tuhan, agar umat dapat memahami makna dan kekuatan simbolis dari minyak-minyak tersebut dalam kehidupan Kristiani.
(SAI)