Konten dari Pengguna

Wayang Werkudara Jadi Simbol Sholat Lima Waktu, Apa Alasannya?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
5 April 2023 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wayang werkudara (Unsplash).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wayang werkudara (Unsplash).
ADVERTISEMENT
Wayang Werkudara adalah salah satu tokoh Pandawa Lima dalam kisah Mahabharata. Ada sejumlah pendapat yang menyatakan bahwa anak kedua dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti ini dilambangkan sebagai rukun Islam kedua, yaitu sholat lima waktu.
ADVERTISEMENT
Tokoh wayang ini memiliki banyak nama. Yang paling terkenal adalah Bima. Werkudara juga punya nama lain, yaitu Bratasena, Balawa, Dandungwacana, Birawa, Sena, Bayusuta, Jagal Abilawa, dan Wijasena.
Menurut laman Pemkot Surakarta, tokoh wayang ini digambarkan sebagai sosok yang gagah berani, kuat, dan menakutkan di mata musuhnya. Namun, ia juga memiliki sifat yang lembut, tabah, patuh, dan jujur.
Apakah karena sifat-sifat tersebut yang wayang Werkudara menjadi simbol sholat lima waktu? Berikut penjelasan lengkapnya.

Wayang dan Penyebaran Agama Islam

Ilustrasi wayang werkudara (Unsplash).
Wayang adalah seni tradisional yang berkembang pesat di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Wafa Aldawamy dalam buku Filsafat Ku menyebutkan, kecintaan masyarakat Jawa pada peninggalan agama Hindu ini ternyata berpengaruh pada penyebaran Islam.
Salah satu tokoh yang dipercaya membawa pengaruh itu adalah Sunan Kalijaga. Beliau adalah tokoh agama yang menjadikan pertunjukan wayang sebagai media berdakwah.
ADVERTISEMENT
Cara tersebut menarik minat masyarakat yang cukup tinggi. Banyak orang datang untuk mengikuti dakwah yang dibalut pertunjukan wayang tersebut. Secara perlahan, masyarakat yang saat itu mayoritas memeluk agama Hindu dan Budha jadi mengetahui Islam.
Pewayangan memang menjadi salah satu cara Walisongo untuk mengambil hati masyarakat di Pulau Jawa. Tokoh-tokoh wayang yang mereka gunakan adalah Pandawa Lima yang kisahnya berasal dari India.
Masing-masing tokoh Pandawa Lima kemudian dilambangkan sebagai rukun Islam. Penyematan lambang itu ternyata dilakukan sesuai urutan, sehingga Puntadewa yang merupakan tokoh pertama dilambangkan sebagai syahadat atau rukun Islam nomor satu.
Kemudian disusul oleh Werkudara yang dilambangkan sebagai sholat lima waktu, Arjuna sebagai puasa, serta Nakula dan Sadewa sebagai lambang zakat dan haji.
ADVERTISEMENT

Wayang Werkudara dan Sholat Lima Waktu

Ilustrasi wayang werkudara (Unsplash).
Masih dari sumber yang sama, Werkudara dalam pewayangan dikenal sebagai penegak Pandawa Lima. Ia hanya bisa berdiri karena memang tidak bisa duduk.
Dalam kisah pewayangan, Werkudara diceritakan tidur dan memejamkan mata sambil berdiri. Kisah tersebut sesuai dengan nilai sholat yang dalam agama Islam harus ditegakkan.
Tokoh wayang ini juga dikenal sebagai ksatria dengan kesaktian di lengannya yang disebut Aji Pancanaka atau lima kekuatan. Kesaktian itu kemudian diumpamakan sebagai pegangan dalam agama Islam.
Apabila sholat fardhu dilaksanakan dengan baik serta penuh keyakinan dan ketekunan, maka seorang Muslim akan memiliki kekuatan besar untuk mengalahkan segala tantangan secara fisik maupun batin.
ADVERTISEMENT
Sosok ini juga memiliki senjata berupa Kuku Pancakenaka yang diartikan bahwa sholat wajib harus ditegakkan dalam kondisi apa pun.
Dengan sifat dan kesaktian yang dimilikinya tersebut, ia pun dijuluki Ksatria Penegak yang disimbolkan dalam agama Islam sebagai Penegak atau Tiang Agama.
(NSA)