Konten dari Pengguna

Wejangan Sunan Kalijaga Kepada Kyai Pandan Arang tentang Kehidupan Akhirat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 November 2021 9:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Wejangan Sunan Kalijaga memberikan pelajaran yang berarti bagi manusia, khususnya umat Islam. Sebagai waliyullah, Sunan Kalijaga diberkahi ilmu pengetahuan dan karamah yang bisa membawa manusia meraih keberkahan Yang Maha Kuasa.
ADVERTISEMENT
Sunan Kalijaga memberikan wejangan kepada banyak orang, salah satunya adalah Kyai Pandan Arang. Wejangan ini disampaikan dalam Babad Demak lengkap dengan catatan sejarah, mitos, dan legendanya.
Mengutip buku Islam & khazanah budaya Kraton Yogyakarta karya Ibrahim Alfian, wejangan Sunan Kalijaga disampaikan dalam gaya bahasa kiasan yang diwujudkan dengan tembang macapat dhandhanggula.
Wejangan ini akhirnya bisa mengubah pandangan hidup Kyai Pandan Arang yang awalnya hubbuddunnya menjadi hubbul akhirah. Bagaimana isi wejangan Sunan Kalijaga? Simak artikel berikut untuk menemukan jawabannya.

Wejangan Sunan Kalijaga

Wejangan Sunan Kalijaga disusun berdasarkan aturan yang sudah ditentukan, yaitu guru gatra, guru lagu dan guru wilangan. Adapun isinya adalah sebagai berikut:
Ilustrasi pria muslim sedang beribadah. Foto: Shutter Stock
Bait 1
urip iku neng donya tan lami (10-i)
ADVERTISEMENT
upamane jebeng menyang pasar (10- a)
tan langgeng neng pasar pasar wae (8-e)
tan wurung nuli mantuk (7-u)
marang wisma sangkaning nguni (9-i)
ing mangke aja samar(7-a)
sangkane ing wau (6-u)
kalamun tan mangkonoa (8-a)
yen tan weruh sangkan paranira nguni (12-i)
kasasar ambelasar (7-a)
Terjemahan:
Hidup di dunia tidak lama
bagaikan berangkat ke pasar
tidak abadi di pasar saja
Akhirnya akan kembali
ke rumah asalnya kamu dulu
Nanti jangan ragu
asalnya dahulu
Jika tidak begitu
tidak mengetahui asal usulnya dahulu
(akan) tersesat sesesat-sesatnya
Bait 2
yen kongsi sasar jroning pati (10-i)
dadi tiwas uripe kasasar (10-a)
tanpa pencokan sukmane (8-e)
saparan-paran nglangut (7-u)
kadi mega katiyup angin (9-i)
wusana dadi udan (7-a)
ADVERTISEMENT
mulih marang banyu (6-u)
dadi bali nuting wadhag (8-a)
ing wajibe suksma tan kenging pati (12-i)
langgeng donya ngakerat (7-a)
Terjemahan:
Jangan sampai tersesat di kematian
menjadi mati hidupnya tersesat
Tidak ada tambatan sukmanya
Terlunta-lunta
seperti awan tertiup angin
Akhirnya menjadi hujan
kembali menjadi air
Menjadi kembali seperti wadahnya
di dalam kewajiban sukma tidak bisa mati
abadi dunia akherat.
Ilustrasi pria muslim sedang berdoa. Foto: Shutter Stock
Wejangan tersebut mengiaskan kehidupan dunia yang sementara dan kehidupan akhirat yang kekal. Sunan Kalijaga memberikan nasihat kepada Kyai Pandan Arang agar selalu mengingat akhirat lebih banyak dibandingkan dunia.
Sebab, suatu saat nanti semua manusia pasti akan mati dan kembali pada asalnya. Ia akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang dilakukan selama di dunia. Sehingga, orang yang hubuddunya (mementingkan dunia) kelak akan terlunta-lunta dan tidak tahu arah.
ADVERTISEMENT
Luthfianto dalam jurnal berjudul Wejangan Sunan Kalijaga Kepada Kyai Pandan Arang dalam Babad Demak Pupuh XXXIX: Sebuah Pembahasan Statistika, mengibaratkan orang yang mencintai dunia sebagai awan yang mengambang di udara. Ia tidak tahu kemana arah jalan pulang untuk kembali kepada Tuhannya.
(MSD)