Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
5 Bangsawan yang Rela Lepas Gelar dan Takhta demi Cinta
9 Januari 2020 20:32 WIB
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang menganggap bahwa kehidupan seorang bangsawan atau anggota kerajaan sangatlah enak dan menyenangkan. Namun, anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Banyak aturan yang harus dipatuhi. Belum lagi rentetan kegiatan yang tidak boleh terlewatkan.
ADVERTISEMENT
Soal pasangan pun tidak bisa sembarangan. Sebagai anak bangsawan atau anggota kerajan, mereka sangat selektif soal calon pasangan. Tak jarang, banyaknya tuntutan terkait kriteria membuat calon pasangan anggota kerajaan merasa terbebani dan menyerah.
Kendati demikian, tidak semua kisah cinta orang biasa dengan anggota kerajaan berakhir menyedihkan. Bahkan, ada juga yang rela melepaskan takhta dan gelar di kerajaan demi cinta. Mereka lebih memilih menanggalkan itu demi bisa hidup bersama orang yang dicintainya.
Siapa saja mereka? Berikut lima bangsawan yang rela menanggalkan gelar dan takhta demi cinta.
Mako merupakan putri sulung Pangeran Akishino. Sang ayah adalah anak kedua Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Namun, Putri Mako justru memilih melepas gelar kebangsawanannya demi menikah dengan pria biasa. Keputusan tersebut pun membuat publik Jepang terkejut.
ADVERTISEMENT
Sosok pria yang berhasil merebut hati Putri Mako yaitu Kei Komuro yang merupakan teman kuliahnya dulu. Ia cukup terkenal di Jepang lantaran pernah tampil sebagai Prince of The Sea dalam sebuah iklan promosi Kota Fujisawa. Kei diketahui bekerja di sebuah firma hukum.
Putri Mako bukanlah satu-satu putri di Negeri Sakura yang rela melepas gelar kebangsawanannya demi cinta. Sebelumnya, Putri Sayako lebih dulu melakukan hal serupa.
Sayako adalah putri satu-satunya Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Ia merupakan anak ketiga setelah Pangeran Naruhito dan Pangeran Akishino.
Namun, Sayako lebih memilih menanggalkan gelar bangsawannya demi menikah dengan seorang pria bernama Yoshiki Kuroda pada tahun 2005. Sang suami merupakan seorang perencana tata kota untuk pemerintah Kota Tokyo.
ADVERTISEMENT
Belum genap setahun menyandang mahkota sebagai Raja Inggris, Edward VIII memutuskan untuk turun takhta. Hal itu ia lakukan demi cintanya kepada seorang perempuan bernama Wallis Simpson. Ia akhirnya menulis sepucuk surat dan menandatangani surat penyerahan takhtanya pada 10 Desember 1936 di hadapan saudara-saudaranya dan pengacara.
Hal serupa juga dilakukan oleh Pangeran Johan Friso. Ia merupakan salah satu anggota kerajaan Belanda. Meski tidak mendapat persetujuan pemerintah Belanda, Friso akhirnya menikahi aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) bernama Mabel Wisse Smitt pada tahun 2004.
Akibatnya, ia harus kehilangan haknya mewarisi takhta Kerajaan Belanda meski masih bisa bisa memakai gelar Pangeran Oranye Nassau.
Pangeran Philip merupakan suami dari Ratu Elizabeth II. Namun, secara silsilah, ia merupakan Pangeran Yunani dan Denmark. Kakeknya merupakan seorang Raja Yunani, sementara kakek buyutnya adalah Raja Denmark.
ADVERTISEMENT
Sebelum akhirnya menikah dengan Putri Elizabeth, Philip pun menanggalkan gelar kerajaan Yunani dan Denmark-nya. Ia harus merelakan takhta yang ia pegang di negaranya terdahulu sebagai pangeran dan dinaturalisasi menjadi warga Britania dengan mengambil marga Mountbatten. Setelah bertunangan dengan dengan Elizabeth pada 10 Juli 1947, keduanya pun akhirnya menikah pada 20 November 1947.
(zhd)