5 Fakta Murid SD di Surabaya yang Menendang Guru hingga Patah Tulang

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
25 April 2019 18:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi patah tulang. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi patah tulang. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, sempat beredar sebuah video anak SD yang takut dan kesal lantaran orang tuanya akan dipanggil ke sekolah. Video tersebut sempat viral di media sosial hingga santer diberitakan. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan insiden seorang murid yang menendang gurunya.
ADVERTISEMENT
Melansir Basra, Kamis (25/4), berikut 5 fakta kasus siswa SD di Surabaya yang menendang gurunya.
1. Video viral dan kasus penendangan merupakan dua kasus berbeda
Wali kelas siswa yang menendang gurunya itu membenarkan kasus tersebut. Namun, wali kelas berinisal M itu menjelaskan anak yang terekam dalam video viral itu berinisial R, siswa kelas 6 SDN Balongsari I, Surabaya. Video itu dibuat pada 29 Maret lalu.
Dalam video berdurasi 2 menit 54 detik itu, R menolak rencana guru yang akan memanggil orang tuanya. Bukan karena terkait penendangan terhadap guru, melainkan karena ketahuan membawa rokok ke sekolah.
Sementara itu, insiden penendangan terhadap guru terjadi pada 18 April. Pelaku berinisial P yang juga merupakan siswa kelas 6 SDN Balongsari I, Surabaya.
ADVERTISEMENT
2. Murid ditegur guru karena berpenampilan seperti anak punk
Kejadian seorang murid yang menendang gurunya itu terjadi pada Kamis (18/4) saat lomba peringatan Hari Kartini. Siswa berinisial P dan Y saat itu tidak mengenakan pakaian batik sesuai yang dianjurkan pihak sekolah. Y adalah siswa kelas 5, adik kelas P. Keduanya itu justru mengenakan berpenampilan ala anak punk, celananya sobek-sobek, dan menambahkan rantai di celana.
Mengetahui siswanya berpenampilan tidak sesuai anjuran sekolah, pihak guru pun mengamankan aksesori milik Y. Tidak terima aksesori adik kelasnya diminta guru, P pun bereaksi keras hingga terjadi insiden tersebut.
3. Guru yang ditendang mengalami patah tulang tangan
Kepala Sekolah (GS) yang mengalami patah tulang setelah terkena tendangan siswanya. Foto : Istimewa
Kemarahan P pun akhirnya memicu kerumunan. Hingga akhirnya kakinya menendang salah satu guru yang sekaligus kepala sekolah, GS. Kepala sekolah pun terjatuh dan bertumpu dengan satu tangan. Hingga akhirnya kepala sekolah tersebut mengalami patah tulang tangan. Kini kondisi kepala sekolah sudah berangsur membaik, namun masih dalam pengawasan dokter.
ADVERTISEMENT
4. Berujung damai secara kekeluargaan
Meski kasus tersebut menjadi viral dan menyebabkan patah tulang tangan kepala sekolah, kasus penendangan murid terhadap guru itu berujung damai. Pihak keluarga siswa sudah meminta maaf. Sebaliknya, pihak guru juga sudah memaafkan.
Kini pihak sekolah SDN Balongsari I telah memberikan pembinaan kepada siswa terkait agar tidak mengulangi perbuatannya. Sekolah juga turut memberikan motivasi agar siswa tersebut tidak minder.
5. Latar belakang murid yang kurang perhatian keluarga
Siswa yang menendang kepala sekolahnya hingga mengakibatkan patah tulang ternyata memiliki latar belakang keluarga yang kurang perhatian. Hal itulah yang kemudian membuat P ingin menunjukkan jati dirinya dengan tampil beda agar menjadi perhatian. Hal itu juga disampaikan Edwina Natalia, salah satu psikolog. Ia juga menuturkan hal itu juga bisa dipengaruhi oleh media sosial.
ADVERTISEMENT
(zhd)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.