5 Fakta Surya Tjandra, Kader PSI yang Jadi Wakil Menteri ATR

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
25 Oktober 2019 17:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Surya Tjandra tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Surya Tjandra tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Politisi PSI, Surya Tjandra, ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Wakil Menteri (Wamen) Agraria dan Tata Ruang (ATR). Resmi dilantik pada Jumat (25/10), Surya Tjandra nantinya akan membantu kerja Menteri Sofyan Djalil selama lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Surya Tjandra sebelumnya sudah dikenal sebagai aktivis di LBH Jakarta yang kerap membela kaum buruh. Pria kelahiran 28 Maret 1971 ini juga pernah pernah mendaftar sebagai pimpinan KPK periode 2015-2019, namun gagal meski sudah masuk 8 besar calon.
Melansir dari berbagai sumber, berikut lima fakta Wamen ATR Surya Tjandra.
Pria 48 tahun ini disebut tumbuh besar di lingkungan yang sederhana. Ayah dan ibunya pernah menjadi pedagang ayam potong di pasar Jatinegara, Jakarta.
Meski tumbuh di lingkungan yang sederhana, kedua orang tuanya mendukung Surya Tjandra memiliki cita-cita yang tinggi. Surya Tjandra telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Universitas Warwick, Inggris. Kemduian Surya Tjandra meraih gelar doktor di Universitas Leiden, Belanda.
ADVERTISEMENT
Surya Tjandra tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Surya Tjandra merupakan penyandang tuna daksa. Kaki kiri Surya Tjandra terserang Polio sejak usia 6 bulan.
Surya Tjandra juga sudah menjadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya sejak tahun 2004.
Foto: Tangkapan Layar YouTube/Surya Tjandra
Surya Tjandra diberi waktu setahun oleh Presiden Jokowi untuk menunjukkan kinerja dan hasil yang baik dalam mengatasi konflik agraria.
"Salah satu poin yang saya kira Pak Jokowi tekankan, pemerintah sangat ingin menyelesaikan masalah terkait tumpang tindih konflik agraria, masyarakat yang tinggal di hutan. Kewenangan harapannya saya diminta bantu Pak Sofyan siapkan prosesnya itu," pungkasnya, dikutip dari kumparanNEWS.
(rin)