Doomsday Vault, Gudang Penyedia Kebutuhan Manusia untuk Hadapi Kiamat

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
28 Maret 2019 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bungker raksasa yang menyimpan benih pangan dibangun di Norwegia Utara Foto: seedvault
zoom-in-whitePerbesar
Bungker raksasa yang menyimpan benih pangan dibangun di Norwegia Utara Foto: seedvault
ADVERTISEMENT
Sebuah gudang bernama Global Seed Vault dibangun di Norwegia untuk menyimpan benih tumbuhan pangan serta kebutuhan manusia dalam menghadapi hari kiamat. Gudang ini akhirnya populer dengan sebutan Doomsday Vault, atau secara harafiah diartikan sebagai 'lemari besi hari kiamat'.
ADVERTISEMENT
Melansir Independent, Doomsday Vault berisikan ruangan-ruangan penyimpanan obat-obatan, pakaian, dan cadangan air. Terdapat juga cadangan makanan yang dikeringkan, agar tahan dalam waktu yang sangat lama. Semua bibit pangan disimpan dalam suhu minus 18 derajat Celsius.
Tak hanya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup setelah kiamat, Doomsday Vault juga dikatakan menyimpan satu juta sampel gen manusia, hewan, dan tumbuhan. Sampel gen dari makhluk hidup ini akan digunakan untuk 'kloning', seusai kiamat terjadi.
Doomsday Vault dibangun dengan material kuat yang mampu bertahan dari kehancuran hari kiamat. (foto: Time/Crop Trust)
Bangunan Doomsday Vault dibuat dari material kuat, yang dipersiapkan untuk mampu bertahan dari kehancuran hari kiamat. Doomsday Vault juga dibangun di lokasi yang sangat aman, yaitu di Pulau Spitsbergen, Kota Longyearbyen, Norwegia Utara, dalam sebuah gua bawah tanah. Lokasi tersebut dipilih karena dianggap jarang terjadi gempa tektonik maupun vulkanik.
ADVERTISEMENT
Doomsday Vault kini telah berusia 10 tahun setelah dibuka pada tahun 2008. Pembangunan gudang ini didanai oleh pemerintah yang bermitra dengan Crop Trust. Bungker ini diharapkan mampu menyediakan segala keperluan bertahan hidup manusia jika terjadi kehancuran dan kelaparan di bumi.
Namun wilayah Doomsday Vault dikatakan tengah mengalami kenaikan suhu yang tinggi. Kota Longyearbyen yang menjadi lokasi bungker tersebut, memiliki temperatur rata-rata minus 7,8 derajat Celsius pada tahun 1900. Namun kini suhu tersebut terus naik hingga 3,7 derajat Celsius, tiga kali lipat dari rata-rata peningkatan suhu global, yaitu 1 derajat Celsius.
Doomsday Vault. (foto: Inverse)
Inger Hanssen-Bauer, seorang peneliti senior di Institut Meteorologi Norwegia, mengatakan wilayah Doomsday Vault mengalami kenaikan suhu karena pemanasan wilayah Arktik yang semakin cepat. Selain memanas, udara juga semakin basah alias lembab.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dianggap bisa menjadi masalah untuk penyimpanan benih-benih yang disimpan dalam kondisi kering agar tahan lama. Hujan lebat yang sempat terjadi di kota Longyearbyen bulan Oktober 2016 lalu dikatakan telah membanjiri setengah pintu masuk dari gudang tersebut. Air banjir akhirnya membeku menjadi balok es raksasa yang menutupi pintu masuk bungker.
Namun hingga kini gudang persiapan kiamat, Doomsday Vault, masih beroperasi dan menerima sumbangan benih pangan dari berbagai negara dan organisasi. Doomsday Vault pun bukan satu-satunya gudang penyimpanan benih di dunia. Melansir Time, terdapat sekitar 1700 gudang serupa yang tersebar di seluruh dunia.
(rin)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
ADVERTISEMENT
Download aplikasi iOS di sini.