Film Maker Diprotes Karena Sarankan Legalisasi Pemerkosaan di India

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
8 Desember 2019 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perkosaan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perkosaan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Itu merupakan salah satu status Daniel yang viral dan membuat kontroversi di India. Dalam cuitan tersebut, ia mengomentari kasus penemuan jenazah seorang perempuan India berinisal PR yang tewas setelah disiksa dan diperkosa beramai-ramai.
Daniel juga mendorong pemerintah untuk melegalisasi pemerkosaan tanpa kekerasan dengan dalih keselamatan para perempuan. Ia juga berkata kalau pemerkosaan bukanlah hal yang serius.
"Pemerkosaan bukanlah hal yang serius, tapi pembunuhan tidak bisa ditolerir. Pemerintah harus melegalisasi pemerkosaan tanpa kekerasan untuk keselamatan para perempuan," tulisnya dikutip dari Gulf News, media berita asal India.
Dengan dalih keselamatan para perempuan dari pembunuhan akibat kasus pemerkosaan, ia juga memberikan beberapa saran lainnya. Seperti para perempuan haruslah paham dengan hasrat seksual laki-laki yang menggebu. Para perempuan juga diminta untuk siap diperkosa dengan membawa kondom kemanapun.
ADVERTISEMENT
"Perempuan di atas 18 tahun harus dididik tentang pemerkosaan. Mereka tak boleh menyangkal hasrat seksual yang dimiliki laki-laki. Anak perempuan harus membawa kondom dan dental darms setelah berusia 18," katanya.
Tak hanya sampai di situ, ia juga menyalahkan kelompok di India yang mengajak para perempuan di sana berani untuk melawan para pemerkosa. Menurutnya, kelompok tersebut merupakan salah satu hal yang membuat para pemerkosa akhirnya membunuh korbannya.
"Masyarakat dan organisasi perempuan merupakan dalang yang membuat pemikiran kejam di otak para pemerkosa"
Ia juga berkata kalau langkah pemerintah mengesahkan undang-undang pemerkosaan tidak akan ampuh untuk mengurangi kasus pemerkosaan di India. Padahal UU tersebut telah didesak sejak lama oleh para aktivis perempuan di sana.
ADVERTISEMENT
Cuitan-cuitan Daniel kemudian viral dan menjadi kontroversial. Meskipun saat berita ini ditulis cuitannya telah dihapus, bukti tangkapan layar cuitannya masih beredar di jagat maya dan berulang kali disorot oleh masyarakat India maupun aktivis perempuan di sana.
Ilustrasi pembunuhan setelah pemerkosaan (Ilustrasi: kumparan)
Dikutip dari laman Gulf News, berikut pandangan para aktivis perempuan di India mengenai cuitan Daniel Shavran.
"Ini menyedihkan saat tahu kalau orang yang teredukasi justru ngasih ide yang gila ini. Beberapa konten yang ia posting di media sosial, baik dalam bahasa Telugu maupun Inggris justru mengungkap pola pikirnya yang sakit," kata Sashi Sharma, aktivis yang mendukung hak-hak perempuan India.
Anjana Bala, aktivis perempuan di India, juga mengomentari cuitan Daniel. Ia berkata kalau si pembuat film itu harus mengunjungi psikiater.
ADVERTISEMENT
"Dia terdengar seperti orang mesum. Aku gak percaya sama kata-katanya. Kasus pemerkosaan dan korbannya bukanlah sebuah lelucon. Orang yang punya otak sehat gak seharusnya ngomong sampah kayak gitu. Ia perlu bertemu psikiater," kata Bala kepada Gulf News.
Sebagai informasi tambahan, para perempuan di India saat ini sedang berjuang bersama untuk menuntut hak-hak kesetaraan. Mereka juga berjuang untuk tidak diperkosa oleh para laki-laki di sana, mengingat banyaknya pria di India yang berpikir kalau pemerkosaan atau bahkan membunuh perempuan bukanlah masalah dengan berbagai alasan demi memuaskan hasrat seksual.
(NS)