Kisah Astronot Kesulitan Berjalan Usai Habiskan 197 Hari di Antariksa

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
27 Desember 2018 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi astronot ternyata tidak seenak yang dibayangkan banyak orang. Selain risiko yang besar saat berada di luar angkasa, ternyata tidak mudah langsung bisa menyesuaikan dengan grafitasi bumi saat kembali dari luar angkasa. Bahkan untuk melakukan hal kecil yang sebelumnya bisa lakukan saja menjadi sulit.
ADVERTISEMENT
Hal itu dialami oleh seorang astronot bernama A.J. (Drew) Feustel. Usai menghabiskan waktu selama 197 hari di luar angkasa, ia harus berusaha keras untuk dapat berjalan di bumi. Pengalamannya itu sempat diabadikan oleh seseorang. Feustel kemudian membagikannya di twitter-nya.
"Welcome home #SoyuzMS09 ! On October 5th this is what I looked like walking heel-toe eyes closed after 197 days on @Space_Station during the Field Test experiment... I hope the newly returned crew feels a lot better. Video credit @IndiraFeustel (“Selamat datang di rumah #SoyuzMS09! Pada tanggal 5 Oktober inilah tampak seolah berjalan dengan tumit mata tertutup setelah 197 hari di @Space_Station selama Uji Coba. Saya berharap kru yang baru merasa jauh lebih baik. Kredit video @IndiraFeustel)," tulis Feustel.
ADVERTISEMENT
Dalam unggahan itu Feustel tampak rapuh dan mengalami kesulitan berjalan layaknya seorang bayi yang sedang belajar dari merangkak menuju berjalan. Bahkan untuk jalan dalam jarak sangat dekat pun Feustel terlihat tertatih-tatih.
Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), Feustel adalah seorang komandan ekspedisi 56 Drew dan seorang Insinyur Penerbangan, Ricky Arnold, yang berhasil menyelesaikan wahana antariksa keenam di Stasiun Luar Angkasa Internasional tahun ini.
Bagi seorang astronot dan kosmonot yang kembali ke bumi setelah melakukan ekspedisi di luar angkasa, mereka diharuskan menjalani serangkaian tes fisik dan medis. Hal itu dilakukan untuk melihat bagaimana tubuh mereka bertahan hidup di ruang angkasa.
ADVERTISEMENT
Data dari serangkaian tes itu sangat diperlukan NASA untuk mengetahui manusia yang siap dikirim oleh agensi untuk misi yang lebih lama di luar angkasa.
Selain itu, data tersebut juga digunakan oleh para ilmuan jika suatu saat ingin mengirim manusia ke Mars suatu hari, mereka perlu memahami dengan tepat. Mereka perlu tahu bagaimana tubuh manusia bereaksi terhadap penerbangan luar angkasa jangka panjang mulai dari grafitasi hingga paparan radiasi.
(zhd)
Baca lebih banyak berita mengenai artis/seleb/sepak bola/info unik lebih nyaman di aplikasi kumparan. Download aplikasi Android di sini. Download aplikasi iOS di sini.