Kisah Eka Tjipta Widjaja Jualan Permen Hingga Dirikan Sinar Mas Group

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
27 Januari 2019 13:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group (Foto: kumparan/Dok. Orento)
zoom-in-whitePerbesar
Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group (Foto: kumparan/Dok. Orento)
ADVERTISEMENT
Pendiri kelompok usaha Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja meninggal dunia pada Sabtu (26/1) malam. Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Gandi Sulistiyanto, Managing Director Sinar. Ia mengatakan bahwa Eka Tjipta Widjaja mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 19.43 WIB.
ADVERTISEMENT
Pendiri Sinar Mas Group itu meninggal di usianya yang ke-98. Ia adalah salah satu orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Eka Tjipta Widjaja memiliki total kekayaan mencapai 8,6 miliar dolar Amerika Serikat.
Kesuksesannya dalam mendirikan Sinar Mas Group hingga menjadi salah satu orang terkaya bukan diraihnya tanpa perjuangan. Bahkan lika-liku kisah perjuangananya bisa dibilang sangat berat. Ditambah lagi, ia dibesarkan dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang carut-marut.
Eka Tjipta Widjaja ternyata hanya tamatan jenjang pendidikan sekolah dasar. Meski demikian, sejak kecil ia memiliki tekad yang kuat untuk sukses demi membantu orang tuanya. Pria itu harus berjuang keras dengan berjualan permen dan biskuit di Makassar.
Pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja (Foto: kumparan/Facebook/Eka Tjipta Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja (Foto: kumparan/Facebook/Eka Tjipta Widjaja)
Berbekal sepeda butut, ia berkeliling menjajakan permen dan biskuit. Diketuknya pintu rumah demi rumah dengan harapan besar pemilik rumah membeli dagangannya. Tanpa lelah ia melakoninya meski ditempa panas dan diguyur hujan.
ADVERTISEMENT
Dari hasil penjualannya permen dan biskuit itu, Eka Tjipta Widjaja mampu meringankan beban hutang keluarganya. Selain itu, ia juga mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dan tambahan modal.
Merasa tidak puas dengan hanya sebatas berjualan, Eka Tjipta Widjaja pun memutuskan untuk memproduksi sendiri gembang gulanya. Ia mulai membeli alat-alat untuk menunjang produksi. Dengan begitu akan lebih hemat dibandingkan jika ia terus-menerus membeli untuk kemudian dijual lagi.
Pada masa penjajahan Jepang, Eka Tjipta Widjaja sempat melakukan kerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat) dengan menjual kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) kepada mereka. Hanya saja Jepang mengeluarkan kebijakan monopolo kopra sehingga bisnis pria kelahiran 27 Februari 1921 itu terhenti. Ia kembali bangkrut.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Bank Sinarmas. (Foto: kumparan/Instagram/@mega.anggun.noorasyva)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Sinarmas. (Foto: kumparan/Instagram/@mega.anggun.noorasyva)
Tidak menyerah, Eka Tjipta Widja kemudian mencoba bisnis baru. Ia beralih dengan membuka usaha bahan-bahan makanan, bangunan, dan kebutuhan sehari-hari. Lagi-lagi usahanya harus gulung tikar dirampas saat peristiwa Permesta pada tahun 1950.
Ketika usianya menginjak 37 tahun, Eka Tjipta Widjaja pindah ke Surabaya. Di sana ia mencoba bisnis kebun kopi dan karet di daerah Jember. Tak berselang lama, ia pun kemudian mendirikan CV Sinar Mas dan memulai bisnis bubur kertas dari sisa pengolahan karet.
Seiring berjalannya waktu, Eka Tjipta Widjaja pun mulai melebarkan sayap dengan mendirikan PT Tjiwi Kimia pada tahun 1976. Tidak hanya itu, ia kemudian membeli 10 ribu hektar kebun kelapa sawit di Riau (1980), membeli Bank Internasional Indonesia/BII (1982) dan memulai bisnis propertinya dengan Sinar Mas Group. Kini Sinar Mas Group telah memiliki deretan bisnis properti yang terdapat di berbagai penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
Meski bergelimang harta, Pendiri Sinar Mas Group itu dikenal tidak suka berfoya-foya. Ia selalu berusaha hidup hemat. Selain itu, Eka Tjipta Widjaja selalu memegang prinsip kejujuran, bertanggung jawab, baik dengan keluarga, pekerjaan, dan lingkungan. Dengan prinsip itulah ia mampu membuat usaha yang dirintisnya menjadi besar seperti saat ini.
(zhd)
Baca lebih banyak berita mengenai artis/seleb/sepak bola/info unik lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.