Kisah Heroik Abdul Aziz: Umpankan Diri saat Penembakan di Christchurch

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
17 Maret 2019 14:58 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Abdul Aziz, pria yang mengumpankan dirinya saat tragedi penembakan di Christchurch (Foto: AP via Euro News)
zoom-in-whitePerbesar
Abdul Aziz, pria yang mengumpankan dirinya saat tragedi penembakan di Christchurch (Foto: AP via Euro News)
ADVERTISEMENT
Tragedi penembakan di Christchurch pada Jumat (15/3) menggegerkan dunia. Pasalnya, tindakan brutal itu terjadi di dua masjid, yaitu Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood Islamic Center. Ironisnya lagi, aksi tidak manusiawi itu digencarkan saat orang-orang tengah melangsungkan ibadah salat Jumat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang diperoleh kumparan, setidaknya 49 orang meninggal dalam peristiwa itu. 41 orang meninggal di Masjid Al-Noor dan 7 orang di Masjid Linwood. Sementara satu orang lagi meninggal di salah satu rumah sakit di Christchurch.
Di balik mencekamnya saat tragedi penembakan di Christchurch itu, nama Abdul Aziz menjadi sorotan belakangan ini. Ia sempat melakukan aksi heroik di tengah kengerian yang terjadi di Masjid Linwood.
Melansir dari VoaNews, Minggu (17/3), pria 48 tahun itu merupakan salah satu jemaah salat Jumat. Saat aksi teror itu berlangsung, Abdul Aziz secara berani seorang diri menantang pelaku.
Petugas Polisi berpatroli disekitar lokasi kejadian Penembakan Masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Foto: REUTERS
Mulanya, Abdul Aziz tengah menunaikan salat Jumat di Masjid Linwood bersama keempat putranya. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan dari luar masjid yang belakangan diketahui merupakan aksi teror yang dilakukan oleh Brenton Tarrant.
ADVERTISEMENT
Alih-alih menyelamatkan diri bersama jemaah lain, Abdul Aziz justru mencari pelaku penembakan. Ia meninggalkan keempat anaknya dan menghadapi Brenton Tarrant seorang diri. Ia bahkan tidak membawa senjata apa pun.
Pria yang diketahui berasal dari Afghanistan ini kemudian berinisiatif untuk mengalihkan perhatian Brenton. Ia menjadikan dirinya sebagai umpan yang bisa saja menjadi sasaran tembakan Brenton. Tujuannya adalah agar jemaah masjid bisa segera berlari menjauhi masjid dan menyelamatkan diri.
Seorang anak kecil meletakkan bunga sebagai penghormatan kepada para korban serangan di masjid, di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters/Jorge Silva
Abdul Aziz pun menantang Tarrant yang sudah mengacungkan mulut senjata ke arahnya. Beruntung, Azis dengan sigap menundukkan tubuhnya di antara mobil-mobil saat pelatuk senjata api itu ditarik. Ia berlindung di antara mobil-mobil yang terparkir di sana. Ia kemudian segera berlari mencari jalan lain.
ADVERTISEMENT
Sesaat kemudian, ia melihat sebuah senapan jenis shotgun yang tampaknya ditinggalkan pelaku di tengah jasad korban. Aziz menceritakan bahwa dirinya berusaha menarik pelatuk senjata tersebut. Nihil, senjata itu tak ada pelurunya. Ia kemudian melemparkan senjata tak berpeluru itu ke arah Tarrant dan mengenai kaca mobilnya hingga pecah.
Tak disangka, aksi Aziz ini berhasil membuat sang teroris Tarrant terkejut dan ketakutan. Teroris yang diketahui berusia 28 tahun itu akhirnya kembali ke dalam mobil. Ia mencoba melarikan dari. Namun, Aziz berusaha mengejarnya hingga jalan raya. Hanya saja langkahnya tidak mampu mengejar kecepatan putaran roda yang dikemudikan pelaku.
Abdul Aziz saat diwawancara media (Foto: AP via Euro News)
Aksi heroik yang dilakukan Abdul Aziz dalam tragedi penembakan di Christchurch itu lantas menuai banyak pujian. Tidak terkecuali dari Imam Besar Masjid Linwood Islamic Center, Latef Alabi. Imam tersebut menyebut Aziz sebagai seorang pahlawan.
ADVERTISEMENT
"Jika saja Aziz tidak mengalihkan perhatiannya, mungkin kami semua sudah mati. Dia menyelamatkan kami," kata Latef Alabi, melansir dari VoaNews.
Meski demikian, Azis tidak ingin dirinya disebut sebagai pahlawan. Menurutnya, apa yang telah dilakukannya itu semata-mata atas dasar kemanusiaan.
"Jika bukan saya, mungkin orang lain yang akan melakukannya," kata Abdul Aziz.
(zhd)
Baca lebih banyak berita mengenai artis/seleb/sepak bola/info unik lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.