Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kisah Penantian Seorang Pilot yang Mengejar Cinta Selama 20 Tahun
3 Mei 2019 18:16 WIB
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menanti belahan jiwamu kadang terasa berat. Apalagi jika kamu sedang mengharapkan seseorang. Namun apa rasanya jika penantian itu harus berlangsung selama 20 tahun? Inilah kisah pilot Kapten Amir Hamzah, yang setia mengejar gadis pujaan hatinya sampai 20 tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Kisah ini diceritakan oleh dr. Gia Pratama, putra sang pilot. Dia membagikan kisah ini di akun Twitternya. Bagaimana kisah lengkapnya? Simak kumpulan tweetnya berikut ini.
Gia bercerita, pertama kali ayahnya bertemu ibunya adalah pada saat mereka masih anak-anak. Tepatnya kelas 5 SD. Sang ibunda yang masih anak-anak sedang naik delman, sedangkan sang ayah sedang menyiangi sawah.
"Mama lewat sama bapak ibunya naik delman. Imut, cantik, rambutnya dipitain. Papa terpana," cuit Gia. Setelah terpesona, Amir jadi rajin menyiangi sawah --cuma agar bisa melihat gadis dambaannya. Tapi tak pernah sekalipun Amir berani menegur atau bahkan menyapa gadis yang kelak jadi istrinya itu.
Beberapa tahun berlalu, Amir terpaksa pindah. Orang tuanya tak mampu lagi menyekolahkan. Akhirnya, dengan berat hati dia pergi dari kampungnya, meninggalkan gadis pujaan hatinya.
ADVERTISEMENT
Gia bercerita saat ibundanya masih duduk di bangku SMA, dia memiliki paras yang sangat jelita. "Ini sih saingan Papa pasti banyak banget. Berat, Pap, berat," kata Gia.
Kerja keras Amir berbuah manis. Dia diterima di sekolah pilot--bahkan jadi lulusan terbaik. Begitu lulus, dia langsung diterima di Garuda Indonesia.
"Aku mikir, ya ampun, pilot, udah 2 tahun kerja, terbang sama pramugari setiap hari keluar kota, masih repot nyari Mama yang entah di mana dan enggak tahu kabarnya. Is that true love?" kata Gia bertanya-tanya.
Hari demi hari Amir menanti, akhirnya, tiba saat yang tak disangka-sangka. Dia bisa melihat lagi wajah jelita yang jadi dambaannya sejak kecil.
"Enggak kebayang gimana perasaan nya saat itu. Undescribeable pasti. Kebahagiaan yang meluap-luap. Tapi dia bisa sok cool nyapa mama. Dan dia masih bisa inget kalau dia masih harus mendaratkan pesawatnya," ujar Gia.
ADVERTISEMENT
Mendengar kabar mengejutkan itu, ibunda Gia menangis saat memohon-mohon kepada Amir untuk mencari perempuan lain. Permintaan itu, tentu tak akan dituruti Amir. "Papa minta Mama ikut semua prosedur, jangan nyerah, disuruh operasi, ikut, disuruh kemo, ikut," cerita Gia.
"Cintanya ke Mama bahkan terasa oleh kami kedua anaknya, kami sangat menyadari bahwa orang paling penting di kehidupannya Papa ya Mama, baru anak-anak," kata Gia.
Bahkan sampai di usia senja pun, Amir masih melakukan hal-hal romantis buat istrinya.
"Teman saya dokter setempat kerja, malah pernah mergokin mereka berdua lagi di Starbucks, buka laptop, liat-liat foto, ketawa bareng, pegangan tangan. Benar-benar kayak orang pacaran," cuit Gia.
Kisah cinta ini mungkin bisa jadi Romeo Juliet-nya abad ini. Bagaimana menurutmu?(NS)
ADVERTISEMENT
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.