Obral Wisata Bali, Turis China Rugikan Wisata Bali Rp 5 Triliun

(Foto: Instagram/@_livelovetravel_) Bali adalah aset berharga Indonesia dari segi wisata. Terdapat banyak tempat-tempat wisata yang memesona hingga menarik wisatawan lokal bahkan asing. Hal tersebut membuat Bali sangat terkenal hingga di berbagai negara. Salah satunya adalah di negara China.

Belakangan ini beredar kabar bahwa banyak paket wisata murah Pulau Dewata yang ditawarkan oleh turis China. Para turis itu menawarkan paket wisata murang yang tak masuk akal kepada turis China lainnya. Hal tersebut berdampak pada meruginya ekonomi pariwisata Bali.

(Foto: Instagram/@floreskomodotour) Hal tersebut bermula ketika adanya paket murah wisata ke Pulau dewata yang memancing derasnya kunjungan turis asal Tirai Bambu.Jumlahnya yang semakin meningkat tiap tahun membuat munculnya toko-toko souvenir made in China. Dampaknya, toko souvenir di Bali dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu.

Tidak hanya itu, mereka juga memiliki modus dan trik jitu untuk mensukseskan rencana. Melansir tirto.id bahwa mereka menekan bea perjalanan turis negara Tirai Bambu yang ingin melancong ke Bali agar murah-meriah. Dengan begitu mereka dapat mengambil keuntungan dari penjualan souvenir hingga 99 persen. Baca Juga: Kisah Ghost Palace Hotel, Salah Satu Tempat Paling Berhantu di Bali Haringga Sirla 'Hadir' di Laga Bali United vs Persija Intip 5 Benua yang Jadi Lokasi Prewedding Crazy Rich Surabayan

(Foto: Instagram/@preloved_alisha) Imbas dari permasalahannya adalah kerugian dari segi materi yang dialami oleh pariwisata Bali. Melansir tirto.id, Agung Partha dari Bali Tourism Board mengatakan bahwa Pulau Dewata menderita kerugian hingga Rp 5 triliun pertahun akibat paket wisata murah oleh agen Turis China tersebut. Angka tersebut berdasar estimasi yang seharusnya didapat dari pengeluaran turis China hingga 100 dolar perhari.

(Foto: Instagram/@naja2021) Permasalahan tersebut sempat mendapat protes dari para pelaku industri pariwisata di Bali. Mereka menganggap praktik paket wisata murah itu dapat menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang. Bali akan terkesan murahan, juga menimbulkan kerugian materi bagi pelaku industri lokal bahkan negara.