Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Pilu, Kisah Gadis Jepang Jadi Rebutan 32 Pria dalam Satu Pulau
27 September 2018 9:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kazuko Higa (tengah) sesaat setelah ia diselamatkan dari Pulau Anatahan. (Sumber foto : Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Kisah pilu ini mulanya terjadi pada tahun 1939. Kala itu seorang gadis asal Okinawa bernama Kazuko Higa memutuskan untuk tinggal di Pulau Saipan. Keputusan itu diambil agar ia bisa bertemu lagi dengan kakaknya yang kala itu bekerja di Kota Nanyang, Kota yang bersebrangan dengan Pulau Saipan.
Tak lama setelah itu, Kazuko Higa kemudian pindah lagi ke Pulau Barkandan. Di sana ia lalu bertemu dengan lelaki pujaan hatinya, dan menikah diusianya yang masih sangat muda, yakni 18 tahun.
Suami Kazuko Higa saat itu tergolong mapan, ia adalah seorang supervisor yang bekerja di Kota Nanyang. Sekitar tahun 1944, Kazuko Higa kemudian harus ikut pindah ke Pulau Anatahan karena suaminya, bos suaminya dan sejumlah karyawan dipindahtugaskan ke Pulau Anatahan.
ADVERTISEMENT
Namun, karena saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk, sebuah serangan udara tentara Amerika tiba-tiba menyerang Pulau Anahan. Serangan itu kemudian menyebabkan suami Kazuko Higa menghilang. Kazuko sempat berusaha mencari dan menunggu suaminya kembali, namun karena suaminya itu tak kunjung datang Higa akhirnya bersedia dinikahi oleh bos dari suaminya itu.
Kazuko Higa. (Sumber foto : Wikipedia)
Tak lama setelah Higa menikah lagi, tepatnya pada 12 Juni 1944 serangan kembali terjadi di sekitar perairan Pulau Anatahan. Pada pertempuran itu ternyata ada 31 orang prajurit yang berhasil melarikan diri dan berenang ke Pulau Anatahan untuk menyelamatkan diri.
Setahun setelahnya, pada 15 Agustus 1945, prajurit Amerika kemudian datang ke Pulau Anatahan dan memberitahukan kepada penduduk di sana bahwa mereka telah bebas. Masyarakat di sana kemudian berbondong-bondong untuk keluar dari pulau tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, Higa dan suaminya beserta 31 orang prajurit yang melarikan diri itu tak mau percaya begitu saja terhadap tentara Amerika tersebut. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di Pulau Anatahan, karena menganggap bahwa informasi itu adalah tipu daya tentara Amerika.
19 tentara Jepang yang bertahan di Pulau Anatahan menyerah dan dipulangkan ke rumahnya. (Sumber foto : Google.com)
Selama tinggal di Pulau Anatahan, 31 prajurit beserta Higa dan suaminya pun berusaha bertahan hidup dengan berbagai cara. Suatu waktu saat mereka sedang berburu, mereka kemudian menemukan empat pucuk senjata api rusak dan sejumlah bahan peledak. Setelah berusaha diperbaiki, ternyata hanya dua senjata api yang bisa digunakan.
Namun, senjata api itu ternyata justru menjadi malapetaka. Bagaimana tidak, saat itu siapapun yang memiliki senjata api itu secara otomatis menjadi yang terkuat dan berhak untuk memiliki Kazuko Higa termasuk untuk melakukan hubungan intim dengannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai satu-satunya wanita, Higa tentu saja menjadi rebutan oleh 31 prajurit kala itu. Beberapa di antara meraka bahkan sampai saling membunuh untuk mendapatkan senjata api itu dan bisa memiliki Kazuko Higa.
Kazuko Higa bukannya tidak melawan dan hanya pasrah terhadap keadaan itu, ia berusaha untuk melawan berusaha kabur dari pulau tersebut. Setidaknya, butuh waktu lebih dari satu bulan hingga akhirnya Higa berhasil meminta tolong kepada seorang prajurit Amerika untuk membawanya kembali ke Okinawa untuk berkumpul dengan keluarganya.
19 tentara Jepang yang bertahan di Pulau Anatahan menyerah dan dipulangkan ke rumahnya. (Sumber foto : Google.com)
Pada 6 Desember 1951, 31 tentara itu kemudian menyerah. Oleh tentara Amerika, satu persatu para tentara ini kemudian dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Belakangan kisah tentang Kazuko Higa ini kemudian menggugah banyak orang. Saking terkenalnya cerita Higa kemudian diangkat dalam sebuah film Jepang yang berjudul 'Tokyo-Jima' dan sebuah film dalam versi Prancis yang berjudul 'Fever Over Anatahan'. Selain itu, ada pula buku yang mengangkat kisah tentang Kazuko Higa, buku oleh Teiji Fukami dan Wilbur Cross ini berjudul 'The Lost Men of Anatahan'. (fzn)