Konten dari Pengguna

Sejarah Aksi Mahasiswa di Jalan Gejayan, Yogyakarta 1998

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
23 September 2019 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seruan poster #GejayanMemanggil Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Seruan poster #GejayanMemanggil Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak, berkumpul di Jalan Gejayan (Jalan Affandi), Sleman, pada Senin (23/9). Melansir kumparanNEWS, Mereka menyuarakan tujuh poin tuntutan untuk pemerintah dan DPR.
ADVERTISEMENT
Mulai dari revisi RKUHP, pelemahan KPK, kriminalisasi aktivis, hingga pembakaran hutan, jadi sorotan aksi ini. Meski begitu beberapa pihak kampus mengeluarkan pernyataan tidak mendukung aksi tersebut, seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, hingga Universitas Gajah Mada (UGM).
Foto udara lautan mahasiswa turun aksi #GejayanMemanggil di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnadaru/kumparan
Seruan berupa ajakan untuk berpartisipasi di aksi damai itu sudah beredar di media sosial sejak akhir pekan dengan tagar #GejayanMemanggil. Tagar itu pun sempat jadi trending pada Minggu (22/9), dan seruan Gejayan Memanggil jadi trending pada saat aksi berlangsung.
Selain Gejayan Memanggil, seruan lainnya seperti tagar #SaatnyaPeoplePower, #MosiTidakPercaya, #kosongkankelas, hingga Panjang Umur Perjuangan juga bertengger di trending topic Indonesia di Twitter.
Gejayan pernah menjadi lokasi kelam perjuangan mahasiswa dan rakyat sipil saat melawan Orde Baru pada tahun 1998. Melansir dari berbagai sumber, saat itu massa aksi menuntut Presiden RI ke-2, Soeharto, untuk turun dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa.
ADVERTISEMENT
Selain menolak Soeharto kembali menjadi presiden, para mahasiswa juga menyoroti kondisi perekonomian negara kala dilanda krisis moneter. Selain itu, massa aksi juga menyoroti kenaikan harga, dan menginginkan terjadinya reformasi.
Foto: tangkapan layar YouTube/Dunia Politik
Pada Jumat, 8 Mei 1998, bentrokan antara massa aksi dan aparat tidak terhindarkan. Aparat yang mencoba membubarkan paksa massa aksi melemparkan gas air mata dan menyemprotkan air. Saling serang antara aparat dan massa aksi terjadi. Massa aksi melawan dengan melempar batu hingga molotov.
Akibat bentrokan itu, seorang mahasiswa MIPA di Universitas Sanata Dharma bernama Moses Gatutkaca tewas saat dibawa ke rumah sakit, setelah sebelumnya ditemukan tergeletak dengan luka-luka bekas pukulan. Sementara ratusan massa aksi lainnya luka-luka.
Setelah kejadian ini, Jalan Kolombo di sebelah Universitas Sanata Dharma diubah menjadi Jalan Moses Gatutkaca. Peristiwa Gejayan itu akhirnya dikenal sebagai Tragedi Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
(rin)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.