Konten dari Pengguna

3 Upacara Adat Banten yang Unik, Memukau, dan Penuh Kesakralan

Berita Terkini
Penulis kumparan
31 Juli 2022 18:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi upacara adat Banten. Foto: https://unsplash.com/alvianhasby
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi upacara adat Banten. Foto: https://unsplash.com/alvianhasby
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Dalam sebuah kebudayaan, upacara adat merupakan salah satu yang dihasilkan. Jika berbicara upacara adat memiliki nilai kesakralan. Selain itu, upacara adat juga mamiliki sisi keunikan dan banyak memukau banyak orang. Dalam artikel kali ini, akan memberikan informasi mengenai 3 upacara adat Banten yang unik, memukau, dan penuh kesakralan.
ADVERTISEMENT

3 Upacara Adat Banten yang Unik, Memukau, dan Penuh Kesakralan

1. Seren Taun

Dikutip dari buku Model Kerukunan Antarumat Beragama pada Masyarakat Multikultural Desa Cigugur karya Muhamad Arif (2021:48-49), Seren taun berasal dari kata seren yang artinya seserahan dan taun yang berarti tahun.
Upacara Seren Taun sudah dilaksanakan sejak zaman kerajaan Pajajaran. Pada awalnya, upacara Seren Taun dilakukan untuk memuliakan Nyi Pohaci Sanghyang Asri, yaitu Dewi Padi dalam kepercayaan Sunda Kuno. Nyi Pohaci Sanghyang Asri yang dilambangkan sebagai Pare Ambu atau Padi Ibu dianggap sebagai manifestasi Dewi Padi dan Dewi Kesuburan.
Seren Taun sendiri merupakan upacara penyerahan hasil bumi berupa padi, palawija, buah-buahan, umbi-umbian, dan hasil-hasil bumi lain yang dihasilkan dalam kurun waktu satu tahun untuk disimpan ke dalam Leuit (Lumbung).
ADVERTISEMENT
Mengingat banyaknya hasil bumi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian dan perladangan, maka untuk dapat menampung semua hasil bumi tersebut disediakan dua jenis Leuif (Lumbung). Pertama, yaitu lumbung utama yang disebut dengan leuit indung (Lumbung Utama) yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan padi pilihan, yakni pare (padi) ibu yang ditutupi dengan kain putih dan pare (padi) bapak yang ditutupi dengan kain hitam. Padi pilihan tersebut dipergunakan sebagai bibit atau benih pada musim tanam yang akan datang. Kedua. lumbung kecil yang disebut dengan Leuit Pangiring atau Leuit Leutik yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan padi yang tidak tertampung di Leuit Indung atau Lumbung Utama.
Ilustrasi budaya di Banten. Foto: unsplash.com/ginevraustine

2. Ngalaksa

Ngalaksa adalah lanjutan dari upacara Seren Taun. Upacara ini dilaksanakan saat panen raya sebagai bentuk rasa syukur pada tuhan atas hasil yang dilimpahkan. Ngalaksa merupakan upacara membuat laksa (makanan berbahan dasar tepung) rasa hormat pada Dewi Sri dan ruh nenek moyang. Upacara ini juga wajib diikuti oleh semua masyarakat Baduy termasuk anak-anak yang baru lahir.
ADVERTISEMENT

3. Saba

Upacara Saba dilakukan oleh Suku Baduy yang dikenal sebagai kelompok masyarakat yang menutup dari dunia luar. Dalam upacara Saba, warga Baduy akan melakukan perjalanan dari desa Kenakes Kabupaten Lebak menuju Serang.
Upacara Saba sendiri dilakukan setelah panen ladang huma merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang.
Itulah penjelasan tentang 3 upacara adat Banten yang unik, memukau, dan penuh kesakralan. Dengan mengetahui budaya dari berbagai daerah merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan budaya kita agar tetap lestari.(MZM)