5 Konflik Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
28 Juli 2021 9:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konflik Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Konflik Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Berdiri pada tahun 1293, kerajaan yang sangat kuat ini akhirnya harus runtuh pada tahun 1527. Penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit pun sangat beragam, tidak hanya karena ditinggal mati oleh 2 tokoh pentingnya.
ADVERTISEMENT

5 Konflik Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Konflik Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Foto: Unsplash
Dikutip dari buku Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit, Prof. Dr. Slamet Muljana, (2005:225-226), berikut 5 konflik yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Majapahit:
Hayam Wuruk dan Gajah Mada memang memiliki peranan penting di dalam menguatnya Kerajaan Majapahit di wilayah Nusantara. Sepeninggal keduanya, Majapahit mulai meredup.
Ketiadaan Gajah Mada di dalam peta politik Majapahit membuat Hayam Wuruk sangat kehilangan. Dikisahkan bahwa Hayam Wuruk sampai harus berdiskusi dengan ibu, kedua adik, dan kedua iparnya tentang siapa yang pantas untuk menggantikan kedudukan Patih tersebut.
Namun, ternyata memang tidak ada yang dapat menggantikannya. Saking sedihnya, Hayam Wuruk tidak menunjuk Mahapatih baru, sehingga ia memegang posisi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, meninggalnya Gajah Mada juga merupakan kehilangan yang amat besar bagi rakyat Majapahit. Beberapa wilayah di bawah kekuasaan kerajaan itu perlahan-lahan mulai melepaskan diri.
Kemudian ketika Hayam Wuruk meninggal, terjadi polemik perebutan kekuasaan yang semakin menggoyahkan kedudukan Majapahit, bahkan sampai meletuskan Perang Paregreg (1389-1429) antara Wikramawardhana, suami putri Hayam Wuruk dari permaisurinya dan Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari istri selirnya.
Konflik penyebab keruntuhan Majapahit kedua adalah akibat serangan Dyah Wijayakarana Girindrawarddhana alias Dyah Ranawijaya, anak Bhre Kelin yang berasal dari dinasti Kadiri yang kembali untuk merebut kekuasaan Kerajaan Majapahit. Hal ini tampak dari gelarnya yaitu Paduka Sri Maharaja Sn Wilwatikta-Daha Jenggala-Kadiri.
Seorang peneliti sejarah awal, Prof. N.J. Krom menjelaskan bahwa Daha sama dengan Kadiri, Wilwatikta adalah nama kerajaan yang direbut, dan Af/ia merupakan nama tempat asalnya. Dengan begitu, timbullah anggapan bahwa Dyah Ranawijaya adalah Raja Kadiri yang telah merebut Majapahit. Itu membuktikan bahwa serangan Kerajaan Kadiri juga merupakan salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit.
ADVERTISEMENT
Nah, penyebab yang satu ini dijelaskan oleh Thomas Stamford Raffles. Ia menjelaskan bahwa Kerajaan Majapahit diruntuhkan oleh Kesultanan Demak pada tahun 1400 saka, sesuai yang tertulis di Serat Saka.
Sejarawan Slamet Muljana juga berpendapat bahwa Majapahit runtuh akibat gempuran Kesultanan Demak, yang dibuktikan dari berita-berita tradisi dan laporan Residen Poortman tentang naskah kronik Cina dari Kelenteng Talang Cirebon dan Kelenteng Sam Po Kong Semarang.
Pati Unus, yang merupakan penguasa Demak sempat menjadi raja yang kuat di Majapahit. Demak sendiri merupakan salah satu daerah kekuasaan Majapahit di mana para penguasanya merupakan keturunan Raja Majapahit.
Raden patah, yang mendirikan Kerajaan Islam Demak adalah anak Prabu Brawijata, yang merupakan raja terakhir Majapahit. Jadi, saat Pati Unus yang merupakan anak Raden Patah menyerang Majapahit, maka itu dianggap sebagai usaha untuk merebut tahta Majapahit.
ADVERTISEMENT
Penyebab terakhir dari runtuhnya Kerajaan Majapahit adalah adanya dorongan Kesultanan Demak sebagai kerajaan yang berlandaskan agama Islam untuk terlepas dari pengaruh Majapahit yang berlandaskan agama Hindu.
Ternyata ada banyak konflik penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit, bukan hanya karena ditinggal oleh 2 tokoh pentingnya.(BRP)