Konten dari Pengguna

6 Tradisi Islam di Nusantara yang Masih Dilestarikan Hingga Kini

Berita Terkini
Penulis kumparan
6 April 2023 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara, sumber foto (Mufid Majnun) by unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara, sumber foto (Mufid Majnun) by unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi Islam di Nusantara memiliki tingkat keberagaman yang tinggi. Hal ini wajar, mengingat 90% penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Apalagi, bangsa ini adalah negara kepulauan yang terdiri dari suku, adat, dan budaya yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Penyebaran agama ini erat kaitannya dengan jejak-jejak dakwah para wali yang menggabungkan tradisi lokal dengan tradisi Islam. Dengan begitu, agama Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat setempat. Lalu, apa saja tradisi Islam yang masih ada hingga kini di Indonesia? Simak ulasannya di artikel ini.

Tradisi Islam di Nusantara

Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara, sumber foto (Mufid Majnun) by unsplash.com
Berikut adalah tradisi Islam di Nusantara di berbagai daerah:

1. Halal bihalal

Mengutip Majalah AULA Edisi Mei: Meredam Kekecewaan Rakyat (2022), halal bihalal adalah tradisi yang dilakukan oleh umat Muslim di berbagai daerah di Indonesia.
Tradisi ini dilakukan di Bulan Syawal, tepatnya setelah hari raya Idul Fitri. Umumnya, halal bihalal dilakukan untuk saling bermaaf-maafan dalam suatu lingkaran kelompok tertentu. Misalnya halal bihalal dalam satu sekolah, satu kantor, satu keluarga besar, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT

2. Kupatan

Kupatan adalah tradisi yang hingga kini masih ada di Pulau Jawa. Bahkan, tradisi ini juga merambat ke berbagai daerah lain. Kupatan umumnya dilaksanakan seminggu usai hari raya Idul Fitri.
Dalam prosesnya, masyarakat akan berkumpul di suatu lokasi, seperti masjid atau mushola untuk menggelar selamatan dengan menyajikan hidangan utama berupa kupat.

3. Grebeg

Tradisi grebeg merupakan tradisi yang awalnya dilakukan untuk mengiringi para pembesar kerajaan. Penggagas grebeg adalah Sultan Hamengkubuwono ke-1 dari keraton Yogyakarta. Saat itu, Sultan mempunyai hajat dalem untuk menikahkan putra mahkotanya.

4. Tradisi Sekaten

Tradisi Sekaten diselenggarakan secara rutin setahun sekali di Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.
Hingga kini, sekaten masih dilestarikan sebagai bentuk mengenang jasa-jasa Walisongo yang berhasil menyebarkan ajaran Islam di Jawa.
ADVERTISEMENT

5. Tradisi Rabu Kasan

Tradisi Islam di Indonesia yang berikutnya adalah rabu kasan. Tradisi ini dirayakan pada hari rabu terakhir pada bulan Safar. Awalnya, upacara Rabu Kasan diselenggarakan di Bangka, namun terus mengalami penyebaran hingga Tanah Jawa dan Sunda.

6. Syawalan

Syawalan adalah tradisi yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Tradisi Syawalan Pekalongan tidak menggunakan hasil bumi untuk perayaannya, namun menggunakan lopis raksasa. Alasan dipilihnya lopis yakni karena makanan tersebut menjadi simbol persatuan masyarakat.
Tradisi Islam di nusantara yang disebutkan di atas hingga kini masih dirayakan oleh masyarakat sebagai bentuk khazanah budaya bangsa. (DLA)