8 Ragam Perubahan Kenampakan Bulan dari Waktu ke Waktu yang Terjadi secara Alami

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
17 April 2024 17:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perubahan Kenampakan Bulan dari Waktu ke Waktu disebut. Sumber: Unsplash/Ganapathy Kumar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perubahan Kenampakan Bulan dari Waktu ke Waktu disebut. Sumber: Unsplash/Ganapathy Kumar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perubahan kenampakan bulan dari waktu ke waktu disebut sebagai fase bulan. Fase tersebut meliputi delapan kenampakan bulan, yakni bulan baru, sabit, separuh, cembung, purnama, cembung, separuh, dan sabit tua.
ADVERTISEMENT
Delapan fase tersebut akan terjadi secara rutin setiap bulannya, yakni selama 29,5 hari. Oleh karena itu, manusia di bumi akan melihat berbagai macam bentuk kenampakan bulan dalam waktu 29,5 hari tersebut.

Perubahan Kenampakan Bulan dari Waktu ke Waktu disebut Fase Bulan

Ilustrasi Perubahan Kenampakan Bulan dari Waktu ke Waktu disebut. Sumber: Unsplash/Linda Xu
Setiap bagian dari alam semesta mempunyai fenomena tersendiri, termasuk bulan dan bumi. Manusia di bumi tentu pernah melihat berbagai bentuk kenampakan bulan, misalnya bulan sabit dan purnama.
Perubahan kenampakan bulan dari waktu ke waktu disebut dengan istilah fase bulan. Fase bulan tersebut terdiri dari delapan bentuk kenampakan, antara lain:
Dikutip dari laman Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung, bosscha.itb.ac.id, satu siklus fase bulan berlangsung selama 29,5 hari. Oleh karena itu, manusia akan melihat delapan kenampakan satelit bumi di setiap hari selama lebih kurang satu bulan.
ADVERTISEMENT

Dampak dari Fase Bulan

Ilustrasi Perubahan Kenampakan Bulan dari Waktu ke Waktu disebut. Sumber: Unsplash/Orlando
Fase bulan merupakan fenomena alam umum yang memang terjadi selama 29,5 hari. Walaupun termasuk fenomena alam yang umum, fase bulan tetap memiliki dampak bagi kehidupan di bumi.
Salah satu contoh dampak fase bulan bagi kehidupan di bumi adalah keberadaan pasang surut air laut. Dikutip dari buku Geografi Sekolah Menengah Atas Kelas X, Hestiyanto (2007: 38), pasang surut air laut disebabkan oleh adanya gravitasi bulan dan matahari.
Pasang surut air laut itu terbagi menjadi dua, yakni pasang purnama dan pasang perbani. Mengutip dari buku yang sama, Hestiyanto (2007: 38), berikut adalah penjelasan tentang dua jenis pasang surut air laut.

1. Pasang Purnama

Pasang purnama adalah pasang air laut tertinggi. Pasang tersebut terjadi saat matahari, bumi, dan bulan terletak pada satu garis lurus. Kondisi itu terjadi ketika bulan sedang mengalami fase purnama.
ADVERTISEMENT

2. Pasang Perbani

Pasang perbani adalah pasang air laut terendah. Pasang perbani terjadi saat matahari, bumi, dan bulan membentuk sudut 90°.
Jadi, jelas bahwa perubahan kenampakan bulan dari waktu ke waktu disebut fase bulan. Adapun contoh dampak fase bulan, yaitu pasang purnama yang terjadi ketika bulan purnama. (AA)