Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ajaran Alkitab tentang Lingkungan Sosial
8 Januari 2024 23:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Ada banyak ajaran Alkitab tentang lingkungan sosial yang perlu diketahui oleh umat Kristiani.
ADVERTISEMENT
Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan serta perubahan-perubahan perilaku setiap individu.
Inilah Ajaran Alkitab tentang Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah semua aspek lingkungan yang melibatkan interaksi antara seseorang dengan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan sosial yang dikenal antara lain lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, dan lingkungan tetangga.
Berdasarkan buku Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya Dan Teknologi, Dr. H. Sutirna, S.Pd., M.Pd., 2021, lingkungan sosial memiliki peran penting dalam membentuk identitas, nilai-nilai, dan perilaku individu. Termasuk bagi umat Kristen.
Salah satu ajaran Alkitab tentang lingkungan sosial dan bagaimana umat Kristiani sebaiknya bersikap dalam kehidupan sehari-hari terdapat dalam Kitab Lukas 10:25-37. Perikop ini berjudul "Orang Samaria yang Murah Hati".
ADVERTISEMENT
Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Suatu hari ada seorang Yahudi melintasi sebuah jalan ke kota Yerikho. Para penyamun merampok dan memukulinya. Mereka meninggalkan orang itu di jalanan dengan kondisi hampir mati.
Tak lama kemudian seorang imam Yahudi lewat dan melihat orang itu. Imam itu berjalan di seberang jalan. Dia tidak menolong orang itu. Seorang Yahudi lainnya yang bekerja di bait suci lewat. Dia melihat orang yang terluka itu. Namun dia juga tidak menolong orang itu.
Hingga akhirnya datanglah seorang Samaria datang. Pada masa itu orang Yahudi dan orang Samaria tidak saling bergaul sebab orang Yahudi menganggap martabat orang Samaria lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Namun ketika orang Samaria melihat orang itu, dia merasa iba kepadanya. Dia pun merawat luka orang itu dan memberinya baju. Orang Samaria itu membawa orang tersebut ke penginapan dan merawatnya sampai keesokan harinya.
Ketika orang Samaria itu harus pergi, dia memberi uang kepada pengurus penginapan dan menyuruh dia merawat orang itu.
Dari kisah ini dapat disimpulkan bahwa orang Samaria yang murah hati menjadi contoh teladan kasih bagi sesama. Orang Samaria itu menggambarkan tentang ketidakegoisannya.
Meski dalam kehidupan sehari-hari dianggap rendah oleh orang Yahudi, dia tetap mau menolong orang Yahudi yang terluka. Justru imam yang sama-sama Yahudi malah tidak mau membantu.
ADVERTISEMENT
Dari kisah tersebut dapat diketahui ajaran Alkitab tentang lingkungan sosial. Bahwa sudah sepatutnya umat Kristen harus saling membantu dan menolong tanpa memandang perbedaan, hidup rukun dalam keberagaman. Jadilah sosok orang Kristen yang memancarkan kasih Kristus dalam tiap langkah hidup. (SASH)