Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Ajaran Sunan Kudus tentang Toleransi yang Menginspirasi
13 Mei 2022 23:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ajaran Sunan Kudus
ADVERTISEMENT
Dilansir dari buku Sejarah Islam Nusantara oleh Ustad Rizem Aizid (2016:183), Sunan Kudus dilahirkan dengan nama Ja’far Shadiq. Ia adalah putra dari pasangan Raden Utsman Haji alias Sunan Ngudung di Jipang Panolan (letaknya di sebelah utara kota Blora) dengan Syarifah Dewi Rahil binti Sunan Bonang. Dengan demikian, Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Bonang, sehingga silsilahnya pun mengikuti silsilah Sunan Bonang, yakni masih keturunan langsung Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad Saw. Ia dilahirkan pada tanggal 9 September 1400 M.
Ajaran Sunan Kudus yang penuh inspirasi telah dimulai sejak beliau masih hidup di kerajaan Demak, karena beliau adalah seorang bangsawan di kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa tersebut. Sunan Kudus menjabat sebagai senopati untuk menggantikan ayahnya. Sembari membantu memperluas wilayah kerajaan tersebut, Sunan Kudus juga berdakwah terkait agama Islam. Beliau juga menjabat menjadi hakim kerajaan dan imam besar di Masjid Agung Demak.
ADVERTISEMENT
Sunan Kudus akhirnya pindah ke wilayah bernama Tajug akibat peritikaian internal di kerajaan Demak. Melalui kesenian dan kebudayaan, Sunan Kudus tetap mengajarkan agama Islam di sana. Ada satu kisah menarik tentang Sunan Kudus yakni beliau tidak menentang agama lain, melainkan tetap menjunjung toleransi kepada mereka. Masyarakat pun bersimpati atas perilaku beliau. Tajug pun berubah nama menjadi Kudus seperti nama kota Al-Quds di Yerussalem dan Masjid Kudus yang populer hingga sekarang dibangun.
Demikian ajaran Sunan Kudus terkait toleransi . Semoga kita semua bisa mengikuti jejaknya untuk tetap bertoleransi kepada sesama. (LOV)