Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Alasan Manusia Membutuhkan Kitab Suci dalam Kehidupan Sehari-hari
17 Desember 2022 21:32 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alasan Manusia Membutuhkan Kitab Suci dalam Kehidupan Sehari-hari
Dikutip dari Policy Brief Penataan Pelayanan Kitab Suci Kementerian Agama oleh Tim Peneliti Puslitbang LKKMO (2020: 1), kitab suci merupakan sumber utama bagi keyakinan dan ajaran agama. Kitab suci sendiri berasal dari dua kata, yakni kitab yang artinya tempat menulis dan suci adalah bersih. sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kitab suci adalah wahyu Tuhan yang dibukukan.
Di Indonesia, agama yang diresmikan terdiri dari enam, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Masing-masing agama tersebut memiliki kitab suci, yakni Al-Quran untuk umat Islam, Al Kitab bagi umat Kristen dan Katolik, Weda untuk penganut Hindu, Tripitaka bagi kaum Buddha, dan penganut Konghucu memiliki kitab suci Si Shu.
ADVERTISEMENT
Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa manusia membutuhkan kitab suci?
Kitab suci berisi tentang wahyu dan petunjuk hidup. Tujuannya adalah menjaga manusia agar tetap hidup di jalan lurus dan membawa kebaikan di dunia. Pasalanya, manusia memiliki pengetahuan yang terbatas dan Tuhan mengetahui segalanya. Selain itu, kitab suci juga sebagai petunjuk kebenaran dan mengajarkan kepada manusia untuk keluar dari kesesatan.
Secara umum, adanya kitab untuk manusia terdiri dari tiga fungsi, yakni:
Apabila manusia tidak menaati kitab suci, maka ia akan mendapat sanksi. Meski begitu, sanksi yang didapatkan berbeda-beda. Mulai dari sanksi dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung maupun setelah kematian.
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kitab suci merupakan sebagai pedoman kehidupan manusia untuk membatasi kehidupan agar tidak semena-mena dan memiliki rasa takut kepada Tuhan. Pasalnya, setiap tindakan dan perilaku memiliki konsekuensinya.
Apabila perilaku baik akan balik kepada kita dengan kebaikan juga. Akan tetapi jika berbuat keburukan, dampaknya adalah hal buruk juga akan didapatkan, baik di dunia maupun setelah kematian.(MZM)