Konten dari Pengguna

Alasan Mengapa Belanda Mendirikan STOVIA pada Awal Abad ke-20

Berita Terkini
Penulis kumparan
15 Oktober 2024 18:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mengapa Belanda Mendirikan STOVIA pada Awal Abad ke-20. Foto: dok. Unsplash/Avery Evans
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mengapa Belanda Mendirikan STOVIA pada Awal Abad ke-20. Foto: dok. Unsplash/Avery Evans
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20? Pendirian STOVIA di awal abad ke-20 dilakukan dengan tujuan tertentu, yaitu untuk menguntungkan pihak Belanda pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengetahui lebih dalam mengenai latar belakang dan tujuan Belanda mendirikan STOVIA, penting untuk mengetahui apa itu STOVIA dan lulusannya terlebih dahulu.

Mengetahui Alasan Mengapa Belanda Mendirikan STOVIA pada Awal Abad ke-20

Ilustrasi Mengapa Belanda Mendirikan STOVIA pada Awal Abad ke-20. Foto: dok. Unsplash/Romain Vignes
Mengutip dari dalam buku berjudul Otonomi Perguruan Tinggi: Suatu Keniscayaan, Sulistyowati Irianto (2012: 114), STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) merupakan sekolah kedokteran untuk penduduk asli yang didirikan Belanda pada awal abad ke-20.
Ada beberapa tokoh Indonesia yang menjadi lulusan STOVIA, antara lain Tjipto Mangunkusumo, Wahidin Soedirohusodo, dan Dr. Sutomo. Sederet tokoh ini memiliki jasa dan peran yang cukup besar terhadap kemajuan pendidikan dokter di Indonesia.
Belanda mendirikan STOVIA dengan tujuan khusus. Mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20? Dikutip dari dalam buku berjudul Metamorfosis Sarekat Islam, Handri Raharjo (2019: 25), pendirian STOVIA sebagai sekolah dokter pribumi dilakukan oleh pihak Belanda dengan tujuan tertentu.
ADVERTISEMENT
Lulusan STOVIA dengan gelar Inlandsche Arts ini dapat meneruskan sekolah dokter di negara Belanda selama satu setengah tahun untuk mendapatkan gelar dokter Eropa. Dengan berdirinya STOVIA, Belanda dapat memperoleh tenaga medis yang andal dengan gaji yang murah.
Pendirian STOVIA ini termasuk salah satu penerapan politik etis yang dijalankan Belanda di bidang pendidikan. Lulusan STOVIA diharapkan dapat membantu pihak Belanda untuk mengatasi wabah penyakit yang menyerang daerah Jawa dan membuat Belanda kewalahan pada saat itu.
Pihak Belanda berharap dengan adanya dokter pribumi lulusan STOVIA, pihak Belanda dapat menekan dan menghemat biaya pengeluaran untuk pelayanan kesehatan di Hindia Belanda.
Hal tersebut karena dokter-dokter lulusan STOVIA diberi upah yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan dokter-dokter Eropa. Kebijakan tersebut membuat Belanda dapat menghemat anggaran kesehatan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Sekian ulasan tentang mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20 yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan bagi masyarakat Indonesia secara umum terkait tentang sejarah pendidikan di Indonesia. (DAP)