Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Alasan Mengapa dalam Buku Fiksi Menjelaskan Hal yang Tidak Sebenarnya
24 Februari 2023 17:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengapa dalam buku fiksi menjelaskan hal yang tidak sebenarnya? Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita rekaan atau khayalan dari penulis. Sumber inspirasi yang digunakan berasal dari imajinasi, pengamatan, pengalaman, dan riset yang dilakukan oleh sang penulis.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, buku fiksi tidak sama dengan buku nonfiksi, baik dari segi karakteristik, cara pembuatan, sumber inspirasi, maupun susunannya. Umumnya, buku fiksi dibaca untuk kebutuhan hiburan. Hal ini karena cerita yang ada dalam buku fiksi dapat merangsang otak untuk berimajinasi dan hal tersebut menjadi sarana rekreasi tersendiri bagi otak.
Lalu, mengapa buku fiksi berisi tulisan yang tidak sebenarnya? Agar lebih memahaminya, simak ulasan di artikel ini.
Pengertian dari Buku Fiksi
Mengutip buku Mengenai "Non Fiksi" oleh Artha Vero Mitha Napitu, dkk (2020), fiksi berasal dari kata dalam Bahasa Inggris "fiction" yang artinya khayalan.
Buku fiksi merupakan karya yang berisi cerita yang kejadiannya tidak nyata atau hanya bersifat khayalan. Meskipun berasal dari khayalan penulis, namun pembuatan buku ini harus tetap memperhatikan kaidah-kaidah tertentu. Hal yang terpenting adalah alur cerita yang dibuat harus masuk akal.
ADVERTISEMENT
Cerita fiksi dapat digolongkan sebagai karya sastra yang berasal dari kisah yang tidak sebenarnya. Imajinasi yang digunakan untuk cerita fiksi ini nantinya akan diolah dengan wawasan, pengalaman, kecerdasan, dan kecendekiaan dari seorang penulis.
Ciri-Ciri Buku Fiksi
Selain berasal dari khalayan penulis, buku fiksi juga mempunyai sejumlah ciri-ciri lainnya. Adapun ciri-ciri buku fiksi yakni sebagai berikut:
1. Memiliki sifat imajinatif
Buku fiksi memiliki sifat imajinatif di mana sebagian besar isinya merupakan cerita yang dikembangkan oleh penulis. Umumnya penulis akan melakukan research dulu terkait topik juga karakter yang akan digunakan. Walaupun bersifat imajinatif tapi biasanya penulis menggunakan struktur menulis seperti pembuatan persona agar buku fiksinya menarik untuk dibaca.
2. Bahasa yang Digunakan Bersifat Konotatif
Secara umum, penggunaan bahasa di dalam buku fiksi bersifat konotatif atau kiasan. Dengan begitu, maka kata-kata yang terkandung di dalamnya bukanlah makna yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Tujuan menggunakan kata-kata Konotatif adalah untuk memberikan rasa keindahan di dalam tulisan. Dengan begitu, maka tulisan akan lebih terasa 'hidup".
3. Kebenaran Bersifat Relatif
Meskipun berasal dari khayalan, namun tidak semua isi yang terkandung di dalam cerita fiksi adalah khayalan atau kebohongan.
Beberapa adegan yang terdapat di dalamnya bisa saja merupakan kejadian nyata yang pernah dialami oleh penulis. Inilah yang menyebabkan kebenaran bersifat relatif di dalam buku fiksi.
Adakah nilai-nilai yang terkandung dalam buku fiksi? Tentu saja ada, karena cerita fiksi selalu mengandung nilai moral atau amanat yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pembaca. (DLA)