Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Alasan Sejarah Dibatasi Dua Hal Bertolak Belakang yaitu Objektif dan Subjektif
20 September 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah dibatasi dengan dua hal yang bertolak belakang yaitu objektif sekaligus subjektif hal ini dikarenakan apa? Pertanyaan ini terdapat pada soal-soal ujian semester mata pelajaran Sejarah Peminatan untuk siswa kelas 10 SMA.
ADVERTISEMENT
Mengerjakan soal latihan seperti ini membuat siswa terbiasa dengan pola soal dan cara menyelesaikannya. Ini sangat penting karena ujian semester sering kali menguji kemampuan pemecahan masalah dan aplikasi konsep, bukan sekadar hafalan.
Sejarah Dibatasi dengan Dua Hal yang Bertolak Belakang yaitu Objektif Sekaligus Subjektif Hal Ini Dikarenakan Apa?
Pada soal-soal UTS atau PTS Sejarah Peminatan kelas 10, terdapat pertanyaan berikut:.
ADVERTISEMENT
Jawaban yang tepat adalah e. Sejarah dibatasi dengan dua hal yang bertolak belakang yaitu objektif sekaligus subjektif, hal ini dikarenakan sejarah merupakan fakta dari masa lampau dan juga merupakan tafsiran dari para sejarawan terhadap fakta masa lalu.
Berdasarkan buku Sejarah: SMA Kelas XII, M. Habib Mustopo, (2005), sejarah dibatasi oleh dua hal yang bertolak belakang, yaitu objektif dan subjektif. Alasan utamanya karena sifat dasar dari sejarah mencakup fakta yang nyata serta interpretasi dari para sejarawan. Berikut adalah penjelasannya.
1. Sejarah sebagai Fakta Objektif
Sejarah adalah kajian tentang peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu. Fakta-fakta ini bersifat objektif karena dapat dibuktikan melalui bukti fisik, dokumen, artefak, atau sumber-sumber primer lainnya. Fakta sejarah tidak bisa diubah dan tetap eksis terlepas dari siapa yang menuliskannya.
ADVERTISEMENT
2. Sejarah sebagai Tafsiran Subjektif
Meskipun terdiri dari fakta objektif, penyajian sejarah tidak bebas dari subjektivitas. Ini karena setiap sejarawan memiliki interpretasi, sudut pandang, dan penafsiran yang berbeda terhadap fakta-fakta yang ada.
Subjektivitas muncul ketika sejarawan harus memilih fakta mana yang akan disoroti, bagaimana merangkai narasi, serta memberikan makna terhadap peristiwa tersebut. Beberapa faktor yang membuat sejarah bersifat subjektif meliputi:
ADVERTISEMENT
3. Keseimbangan antara Objektivitas dan Subjektivitas
Dalam menulis sejarah, sejarawan harus menyeimbangkan antara objektivitas dan subjektivitas. Di satu sisi, mereka harus setia pada fakta yang ada dan tidak boleh mengubah peristiwa yang terjadi.
Di sisi lain, mereka juga harus memberikan analisis, konteks, dan penjelasan tentang apa yang menyebabkan peristiwa tersebut, bagaimana pengaruhnya, dan makna yang bisa diambil.
Kesimpulannya, sejarah dibatasi dengan dua hal yang bertolak belakang, yaitu objektif sekaligus subjektif hal ini dikarenakan merupakan fakta dari masa lampau dan tafsiran dari sejarawan. Itulah sebabnya, sejarah bersifat dinamis dan kompleks. (DNR)