Konten dari Pengguna

Alasan Utama Mengapa Indonesia Keluar dari OPEC

Berita Terkini
Penulis kumparan
14 Maret 2024 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengapa indonesia keluar dari opec - Sumber: pexels.com/@umaraffan499/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengapa indonesia keluar dari opec - Sumber: pexels.com/@umaraffan499/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terdapat beberapa faktor penting yang menjadi alasan mengapa Indonesia keluar dari OPEC. Sejak tahun 1962, Indonesia telah menjadi anggota OPEC. Tapi, Indonesia mengambil keputusan keluar dari keanggotaan OPEC dua kali, yakni pada tahun 2008 dan 2016.
ADVERTISEMENT
Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) adalah organisasi yang didirikan pada tanggal 14 September 1960 di Baghdad, Irak. Terdiri dari negara-negara produsen minyak di dunia yang bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar minyak bumi.

Mengapa Indonesia Keluar dari OPEC?

Ilustrasi mengapa indonesia keluar dari opec - Sumber: pexels.com/@pixabay/
Berdasarkan buku Serba Tahu Tentang Dunia, Suhardi, H.Pd., (2010), tujuan utama OPEC adalah melindungi kepentingan ekonomi negara-negara anggotanya dengan memastikan harga minyak yang stabil dan adil bagi produsen serta konsumen.
Untuk mencapai tujuan ini, OPEC mengatur produksi minyak anggotanya. Caranya adalah dengan menetapkan kuota produksi dan harga jual minyak yang disepakati bersama-sama. Inilah yang menjadi salah satu alasan Indonesia bergabung dengan OPEC pada 1962.
Pada tahun 2008, Indonesia memutuskan untuk keluar dari keanggotaan OPEC. Alasan mengapa Indonesia keluar dari OPEC saat itu adalah karena tidak lagi mampu mempertahankan statusnya sebagai produsen minyak.
ADVERTISEMENT
Indonesia berubah status menjadi negara pengimpor minyak. Dengan kata lain, saat itu Indonesia bisa dikategorikan sebagai negara yang lebih banyak mengimpor minyak daripada memproduksi.
Pada 4 Desember 2015, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan bahwa Indonesia memiliki keinginan yang kuat untuk kembali aktif menjadi anggota OPEC. Alasannya adalah untuk memastikan akses impor minyak.
Indonesia ingin memastikan akses impor minyak langsung dari produsen minyak utama seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Iran. Selain itu, diharapkan dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan kembali akses ke blok-blok migas di negara-negara anggota OPEC tersebut.
Sayangnya, pada November 2016, Indonesia mengambil keputusan untuk keluar dari OPEC untuk kedua kalinya. Keputusan ini dipicu oleh ketetapan OPEC untuk melakukan pemangkasan produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari.
ADVERTISEMENT
Hal ini berdampak langsung pada Indonesia sebagai anggota OPEC, yang diwajibkan untuk mengurangi produksi minyak sekitar 5 persen, atau 37.000 barel per hari. Karena ketidaksesuaian dengan kebijakan terbaru OPEC, Indonesia memilih untuk keluar dari keanggotaan OPEC.
Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa alasan mengapa Indonesia keluar dari OPEC adalah terkait kemampuan Indonesia dalam menyediakan minyak. Ditambah dengan kebijakan baru OPEC yang dinilai kurang sesuai dengan kondisi di Indonesia. (DNR)