Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Apakah Ibu Menyusui Wajib Puasa di Bulan Ramadan? Ini Jawabannya Menurut Islam
7 Maret 2025 17:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib bagi pemeluk agama Islam. Kewajiban tersebut membuat pertanyaan seputar puasa sering kali muncul pada bulan Ramadan. Salah satu contohnya, yaitu apakah ibu menyusui wajib puasa di bulan Ramadan?
ADVERTISEMENT
Hukum puasa pada perempuan yang menyusui berbeda-beda. Perbedaan tersebut mengacu pada kondisi dari masing-masing perempuan. Oleh karena itu, ibu menyusui perlu mengetahui kondisi diri dan bayinya secara saksama.
Apakah Ibu Menyusui Wajib Puasa di Bulan Ramadan?
Puasa Ramadan adalah kewajiban setiap muslim yang telah balig, sehat, dan bermukim. Kewajiban tersebut merupakan perintah Allah Swt. yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183.
Dikutip dari laman Qur’an Kemenag, quran.kemenag.go.id, berikut ini adalah arti Surat Al Baqarah ayat 183.
Namun, tidak semua muslim memiliki kemampuan untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Salah satu contoh adalah ibu hamil atau ibu menyusui. Hal itu kemudian memunculkan pertanyaan, apakah ibu menyusui wajib puasa di bulan Ramadan?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku berjudul Buku Lengkap Fiqih Kehamilan & Melahirkan, Aizid (2016: 156), hukum puasa pada perempuan hamil dan menyusui terkait dengan boleh dan tidak boleh untuk ditinggalkan.
Berikut ini adalah penjelasan tentang boleh atau tidaknya ibu menyusui meninggalkan puasa.
1. Boleh
Mengutip dari buku yang sama karya Aizid (2016: 157), bila merasa kuat dan mampu untuk menjalani ibadah puasa semata-mata karena Allah Swt. maka sebaiknya diteruskan (puasa). Ibu menyusui dapat menilai kemampuannya dengan banyak cara, antara lain:
2. Tidak Harus
Walaupun diperbolehkan untuk puasa di bulan Ramadan, ibu menyusui tidak dipaksa untuk puasa. Artinya adalah ibu menyusui boleh meninggalkan puasa jika puasa membuatnya mengalami kesulitan yang berat serta membahayakan bayi.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh adalah tubuh merasa bergetar hebat karena puasa (tidak makan dan minum) atau air susu yang berkurang sehingga memiliki risiko bagi bayi. Jika hal itu terjadi, ibu menyusui boleh tidak puasa saat Ramadan.
Namun, ibu menyusui wajib mengganti puasa sesuai hari yang ditinggalkannya pada hari-hari selain bulan Ramadan. Hal ini jelas karena prinsip puasa Ramadahan adalah wajib.
Jadi, apakah ibu menyusui wajib puasa di bulan Ramadan? Ibu menyusui tidak harus puasa atau boleh meninggalkan puasa jika khawatir terhadap kesalamatan bayi dan diri sendiri. Namun, ibu menyusui perlu mengada puasanya. Wallahu a’lam bishawab. (AA)