Konten dari Pengguna

Arti Galungan dan Kuningan, Hari Raya Umat Hindu Bali

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 September 2024 19:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arti galungan dan kuningan. Sumber: ruben hutabarat/unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arti galungan dan kuningan. Sumber: ruben hutabarat/unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai pengetahuan, orang-orang perlu mengetahui arti Galungan dan Kuningan. Pengetahuan tentang hari raya umat Hindu Bali ini perlu diketahui baik oleh umat sendiri maupun selain umat agar mampu tercipta kerukunan antar umat beragama.
ADVERTISEMENT
Apalagi jika kebetulan yang bukan umat Hindu Bali sedang berlibur di pulau Dewata. Jika diketahui makna perayaan Galungan dan Kuningan yang sedang dilaksanakan, maka yang bukan umat Hindu Bali diharapkan dapat menghormati perayaan yang sedang berlangsung ini.

Arti Galungan dan Kuningan

Ilustrasi arti galungan dan kuningan. Sumber: sebastian pena lambarri/unsplash
Setiap agama memiliki hari raya besar keagamaan yang dijadikan momentum bagi umatnya untuk melaksanakan ajaran agamanya, begitu juga dengan agama Hindu.
Mengutip buku Pendidikan Toleransi Sasak Muslim Bali Hindu di Kota Mataram, Lalu Khothibul Umam (2021) Galungan dan Kuningan adalah hari raya berdasarkan Pakuwon dan Sasih.
Arti Galungan dan Kuningan berasal dari bahasa Jawa Kuno. Kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti menang atau bertarung. Galungan juga berarti dungulan yang artinya menang.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu di Jawa, wuku yang kesebelas disebut dengan Wuku Galungan. Sedangkan di Bali dan Mataram Lombok wuku kesebelas disebut Wuku Dungulan. Walaupun berbeda kata, tapi keduanya memiliki persamaan makna. Jawa dalam rincian pancawara dikenal istilah legi. Sedangkan di Bali disebut Umanis yang artinya sama dengan manis.
Berdasakan penanggalan Bali-Jawa (Javano-Balinese Calendar) yaitu hari raya budha kliwon wuku dungulan umat Hindu di Indonesia, mengacu pada Hari Galungan dan sepuluh hari setelahnya akan dilanjutkan dengan perayaan Hari Raya Kuningan.
Galungan dan Kuningan berlangsung selama sepuluh hari. Sedangkan di India upacara serupa dengan arti yang sama disebut dengan Hari Raya Sradda Wijaya Dasami atau hari kemuliaan yang dirayakan selama sepuluh hari pula.
ADVERTISEMENT
Hari raya Galungan dan Kuningan ditandai dengan berbagai macam atribut seperti penjor yang terbuat dari bambu, kemudian dipasang disekelilingnya dengan daun kelapa muda yang berwarna kuning, juga dapat dibuat dari daun pohon tuak muda, sebagai hiasan setiap hari upacara umat Hindu.
Demikian arti Galungan dan Kuningan yang merupakan hari raya umat Hindu. Di Bali, perayaan ini dilaksanakan dengan meriah, sehingga jika kebetulan umat selain Hindu berkunjung ke pulau dewata, semoga turut serta menghormati peringatan ini. (ARD)